Potensi
Ekonomi Berbasis Pariwisata Budaya: Studi Kasusu Potret Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Sekitar Pesarehan Gung Kawi Kurun waktu 2000-2013 dan Potensinya
dimasa Depan.
Makalah
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH
Sejarah Ekonomi
yang dibina oleh
Prof. Dr
Hariyono M.Pd., dan Indah W.P S.Pd., S.Hum. M.Pd
Zamhari
Prastyo Hadi
110731435535
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negra
yang kaya raya. Mulai dari darat sampai lautanya menyimpan berjuta kekayaan
alam yang tidak semua negara memilikinya. Keanekaragaman isi negeri yang
bernama Indonesia yang pada masa klasik lebih dikenal dengan Nusantara ini
sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Kondisi wilayahnya yang kepulauan menjadikan
negra ini memiliki berjuata pesona. Pesona yang disuguhkan Indonesia banyak
sekali pesona alam yang begitu memikat dan juga pesona budaya yang begitu unik.
Nama indonesia banyak
dikenal di berbagai belahan dunia karena banyaknya obyek pariwisata yang sangat
eksotis dan unik. Banyaknya pilihan menjadikan indoneisa menjadi salah satu
tujuan turis mancanegara untuk pergi berplesiran ke negeri ini. Di era modern
kunjungan wisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang pemasukan kepada kas
negara melalui jumlah kunjungan turis mancanegra ke Indonesia. Disadari atau
tidak kondisi ini telah memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap
perekonomian masyarakat.
Saat ini pula mualai
digencar-gencarkan lagi promosi pariwisata Indonesia yang bertajuk Visit
Indonesia. Dalam lingkup yang lebih kecil lagi setiap provinsi dan kabupaten
yang ada di Indonesia juga sedang gencar-gencarnya mempromosikan paraiwisata
yang ada diaderahnya. Jawa Timur misalnya, provinsi ini menjadi slah satu
tujuan wisata yang cukup ramai oleh turis mancanegra. Poesona alam Jawa Timur
yang menjadi slah satu daya tarik seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
yang begitu indah. Selain itu wisata budaya seperti candi-candi peninggalan
masa Kadiri, Singhasari, dan Majapahit,
dan beberpa kerajaan lainya seperti Mataram atau Medang juga menjadi
daya tarik tersendiri. Terlepas dari obyek fisik yang ada Jawa Timur juga
memiliki potensi wisata non fisik yang berupa budaya suatu masyarakat tertentu,
misalanya suku Osing di banyuwangi. Bukan itu saja Jawa Timur memiliki
event-event yang terkenal seperti Jember Fasion Festifal dan lain sebagainya.
Potensi wisata budaya yang saat ini begitu terkenal menjadikan berbagai obyek
wisata budaya yang ada di Jawa Timur menjadi salah satu destinasi turis-turis
lokal maupun mancanegara. Salah satunya yakni yang ada di Kabupaten Malang.
Kabupaten malang yang
letaknya dikelilingi gunung telah menjadikan daerah ini memiliki berbgai
kebudayaan yang unik dan banyak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal
pengikutnya. Seperti suku tengger di daearah ngadas poncokusumo, ada juga
perkampungan Hindu di Wagir dan Pakisaji. Salah satu obyek pariwisata budaya
yang cukup terkenal di Kabupaten Malang adalah Pesrehan Gunung Kawi. Pesrehan
ini adalah sebuah tempat yang dianggap keramat karena didalamnya terdapat duia
makam tokoh sspiritual yakni Eyang Djoego dan eyang Sujo. Di daerah pesarean
ini ada berbagai aliran kepercayaan dan linatas agama yang saling datang dan
mengharapkan berkah tersendiri. Mualai dari Islam samapi kejawen tinonghoa,
Kriusten, Katolik Hindu Budha dan penghayat pun ada disni. Adanya kepercayaan
bahwa siapa yang secara tulus iklas berdoa di tempat ini dengan keyakinan yang
kuat maka mereka akan meraih kesuksesan, tentu itu berlaku bagi mereka yang
percaya. Adanya obyek pariwisata pesarehan ini sudah pasti memberikan dampak yang
cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya. Damapk seperti apa yang
terjadi dimasyarakat, nantinya akan penulis ulas bagimana potret kehidupan
ekonomi masyarakat sekitar pesarehan dalam kurun waktu anatara 2000-2013.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis bermaksud membuat sebuah karya ilmiah
yang ber judul Potensi Ekonomi Berbasis Pariwisata Budaya: Studi Kasusu Potret
Kehidupan Ekonomi Masyarakat Sekitar Pesarehan Gung Kawi Kurun waktu 2000-2013
dan Potensinya dimasa Depan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
1. Bagaimana
gambaran umum obyek wisata Pesarehan Gunung Kawi ?
2. Bagaimana
potret kehidupan ekonomi Masyarakat
Sekitar Obyek wisata Pesarehan Gunung Kawi Kurun waktu 2000-2013 ?
3. Bagaimana
Peta masa depan potensi Wisata Pesarehan Gunung Kawi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
gambaran umum obyek wisata Pesarehan Gunung Kawi
2. Mengetahui
potret kehidupan ekonomi Masyarakat
Sekitar Obyek wisata Pesarehan Gunung Kawi kurun 2000-2013
3. Mengetahui
Peta masa depan potensi Wisata Pesarehan Gunung Kawi
1.4 Metode Penelitian
Metode merupakn suatu prosedur, proses
teknis yang sistematis dalam penyelidikan suatu displin ilmu tertentu untuk
mendapatkan obyek (bahan-bahan) yang diteliti . metode sejarah adalah proses
menguji dan menganalilisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau
(Gottshcalk, 1998: 32). Dalam hal ini metode yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adlah metode sejarah deskriptif naratif. Dimana dalam metode
penlitian sejarah dibagi dalam beberpata tahapan meliputi, pemilihan topik,
heuristik (pengumpulan sumber) , verivikasi (kritik sumber), interpretasi
(penafsiran), dan penulisisan sejarah atau biasa disebut historiografi.
1. Pemilihan
topik
Pemilihan topik dipilih berdasarkan
kedekatan emosional dan kedekatan intelektual (Kuntowijoyo, 2001: 92). Dalam
hal ini penulis memilih topik berdasarkan kedekatan secara emosional dan
intelektual. Secara emosional penulis tinggal dalam kabupaten yang sama dengan
obyek kajian. Selain itu dalam hal intelektual penulis sedang mendalami mata
kuliah sejarah perekonomian, dalam hal ini penulis memilih untuk perekonomian
pariwisata.
2. Heuristik
Setelah ditemukan topik dan memastikan
masalah yang ingin diteliti peneliti melakukan pengumpulan data (Kuntowijoyo,
2001:96). Disni peneliti mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan
obyek kajian yang dilakukan. Heuristik adalah pengumpulan data sumber-sumber
sejarah (syamsudin 1996). Peneliti mencari nara sumber yakni masyarakat yang
tinggal disekitar pesarehan gunung kawi dan mencari sumber-sumber buku
diperpustakaan
3. Verifikasi
(kritik sumber)
Peneliti memilih dan meilah mana saja
yang bisa dijadikan sebgai sumber yang seduai dengan tema dan mana yang tidak
sesuai dengan tema. Proses menguji reliabilitas sumber dalam sejarah dikenal
dengan kritik intern (Hariyono, 2007).
Penulis membedakan antara nara sumber satu dengan yang lainnya sebgai salah
satu bentuk kritik.
4. Interpretasi
Menurut kuntowijoyo, interpretasi ada
dua macam, yaitu analisis dan sintesis (Kuntowijoyo, 2001: 103). Penulis
menginterpretasiakan apa yang dipatkan dalam wawancara dan kajian pustaka
sehingga terdapat gambaran yang hampir nyata dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5. historiografi
Penulisan sejarah atau historiografi
dilakukan penulis dengan membagi pembahsan kedalam bebrapa sub bahsana, mulai
dari kondisi umum, kondisi saat penelitian dan analisis yang akan terjadi
dimasa depan.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran umum Obyek Wisata Pesarean
Gunung Kawi
Gunung
kawi adalah nama sebuah gunung yang keberadaannya
begitu kondang sampai ke negara tetangga. Terletak di bagian barat kabupaten
malang, tepatnya di kecamatan wonosari , atau sekitar 15 kilo meter dari Kota
Kepanjen (ibukota Kabupaten). Daerah ini
memiliki ketinggian 2.860 meter dari permukaan laut dengan suasana pedesaan
yang sejuk dan tenang. Desa Wonosari , yang juga merupakan ibukota Kecamatan
Wonosari lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Gunung Kawi. Desa ini memiliki
luas wilayah 1174.9530 hektar tersebut secara administratif terdiri dari empat
dusun yaitu Pijiombo, Wonosari, Sumbersari, dan Kampung Baru. Desa Wonosari
berbatasan dengan hutan gunung kawi di sebelah uatara, Balesari di sebelah
timur, kebobang di sebelah selatan, dan kabupaten blitar di sebelah barat
(Tashadi, dkk. 1994: 6-10).
Di
sini kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, tapi justru kita akan
disuguhi sebuah pemandangan mirip di negeri tiongkok zaman dulu. Sepanjang jalan kita akan menemui
bangunan bangunan dengan arsitektur khas Tiongkok, dimana terdapat sebuah kuil/klenteng tempat untuk bersembahyang atau melakukan
ritual khas Kong Hu Cu. Biasanya orang-orang Tionghoa mengunjungi tempat ini pada hari-hari
tertentu untuk melakukan ritual keagamaan seperti memohon keselamatan , giam si , ci suak dan lain sebagainya, namun tak jarang pula
yang hanya sekedar berpelesir untuk melepas lelah. Di sepanjang jalan juga
banyak terdapat rumah makan, pertokoan bahkan penginapan baik itu hotel,
losmen, atau bahkan rumah penduduk dapat juga disewa untuk dijadikan tempat
menginap.
Ada
banyak hal unik yang berhubungan dengan kepercayaan yang dapat kita temukan di
gunung Kawi, Tempat atau benda yang dikeramatkan dan menurut kepercayaan
memiliki kekuatan magis untuk mendatangkan keberuntungan atau sering kali
banyak dikunjungi wisatawan yaitu Rumah Padepokan Eyang Sujo, Guci Kuno, Pohon
Dewandaru dan Jiam Si (Ritual ‘meramal nasib’). Pada malam-malam tertentu akan
banyak sekali orang yang duduk di bawah pohon ini. Selain pohon, terdapat juga
makam Mbah Djoego dan juga Raden Mas Imam Soedjono,keduanya dimakamkan dalam
satu liang lahat yang sama, yang juga sangat dijaga oleh penduduk setempat.
Popularitas Kiai Zakaria II yang lebih dikenal dengan Mbah Djoego menyebabkan
pesarean tersebut juga terkenal dengan nama Makam Mbah Djoego (Soeryowidadgdo,
1989:3)
Sampai
saat ini makam dua tokoh kharismatik ini tetap terpelihara dengan baik dan keduanya dikenang dan hormati oleh
berbagai kalangan. Hal ini dapat kita lihat dari bukti –bukti seperti kondisi
makam yang amat terwat dan juga bnyaknya peziarah yang datang ke Makam mereka
yang letaknya di lereng Gunung Kawi ini. Bagi mereka yang percaya, makam itu
dianggap membawa berkah. Kunjungan ziarah yang mereka lakukan bukan hanya semata-mata untuk hormat pafda
leluhur, tetapi juga dipercaya untuk melapangkan berkah Tuhan (Soeryowidagdo,
1989:3).
Dewasa ini
keberadaan pesarean Eyang Djoego telah
dikunjungi oleh banyak orang. Mulai dari orang tua-muda, kaya-miskin, dan
bahkan berbagai masyarakat lintas agama. Pengunjung ke tempat ini bukan hanya
berasal dari dalam kota saja, akan tetapi juga dari luar kota bahkan dari
berbagai manca negara. Berdasarkan catatan bukutamuyang ditulis dlam brosur
dapat dilihat bahwa makan tersebut telah dikunjungi oleh orang –orang dari :
singapura, Malaysia, RRC, Taiwan, India, amerika Serikat, Inggris, Hongkong,
Jepang, australia, Canda, suriname , Belanda, Jerman, dan berbagai negara di timur
tengah (Soryowidagdo, 1989: 4). Tempat ini tidak pernah kehabisan pengunjung,
palingtidak setiap hari pasti ada yang datang. Menurut penuturan bapak Panut
“Di sini Mas tidak pernah kehabisan pengunjung, setiap hari pasti ada saja yang
datang, setiap hari itu pasti ada yang slametan mas. Paling tidak kalau lagi
sepi-sepinya tidak pernah kurang dari sepuluh orang datang kesini” (Panut,
wawancara 20 November 2013).
Tingkat
hetoregenitas pengunjung yang sangat terlihat jelas menunjukkan bahwa kharisma
dari Eyang Djoego benar-benar terlihat dan tetap ada sampai saat ini.
Pengunjung yang datang biasanya memilih hari-hari tertentu seperti yang
dikatakan oleh Bapak Panut seperti berikut” Gini mas kalau pengunjung itu
kesini biasanya datang pada waktu-waktu tertentu sperti malem Jemuah Mas.
Ramainya itu wktu Jum’at legi mas. Kalau
bulan-bulan ini juga ramai mas kan saat ini suro mas. Pas di tanggal 12 Suro
kemarin itu puncaknya saat itu ada Tahlil Akbar Haul Eyang Djoego” (Panut,
wawancara 20 November 2013). Keramian di Pesarean Gunung Kwai mencapai
puncaknya pada bulan Suro atau Muharam. Pada bulan ini ada banyaek event besar
yang diselnggarakan seperti kirab budaya, Penmentasan wayang samapai Tahlil
Akbar. Masing masing pengunjung yang dtang memiliki motif yang berbdea-beda ada
yang ingin mendapatkan berkah, ada yang ingin usahanya lancar, ada yang ingin
berziarah, ada yang hanya ingin rekreasi. Tapi yang paling sering adalah mereka
yang mempunyai hajat kepada sang pencipta yakni memanjatkan doa-doa. Suasana pesrean
yang tenang dan hening sangat cocok untuk keperluan yang sifatnya sakral dan
religius. Letak pesarean yang berada di lereng gunung dengan hawa yang bersih,
berbagai pepohonan besar abnayak yang tumbuh subur, bahkan terkadang berkabut dan cenderung dingin
membuat suasana semakin mendukung.
Saat ini
dengan semakin banyakanya tamu atau pengunjung yang datang menjdaikan tempat
ini harus mendapatkan perlakukan kusus seperti fasilitas penunjang peribadatan.
Pengelola pesarean yakni Yayasan Ngesti Gondo telah memberikan pelayanan yang
cukup baik. Kebersihan daerah sekitar pesarean sangat dijaga, setiap hari ada
petugas yang membersihkan sekitar areal pesarean sampai ke daerah pelataran
bawah sekitar kuil kwan im dan akses jalan di area gerbang ke dua. Petugas
kemanana juga duisaghakan guna menjamin keamanan peziarah hal ini dibuktikan
dengan adanmya petugas di kantor keamanan di sebelah pusat informasi. Terdapat
pula layanan informasi guna memberitahukan tatacara selamatan dan juga
memberikan berbagai informasi kepada pengunjung yang ingin mengetahui sejrah
pesarean ini. Pusat informasi juga menyierakan jadwal selamtan mulaindari waktu
pagi samapi waktu malam, setiap jadwal diumumkan dengan pngeras suara. Saat ini
juga sedang dilakukan renovasi terhadap kuil Kwan Im dan dan sekitar tempat
pembakaran uang, guna membikan pelayanan yang semakin baik bagai pengunjung
atau peziarah.
Akses menuju
pesrehan ini saat ini sangat mudah dijangakau, bisa menggunakan kendaraan
pribadai ataupun menggunakan kendaraan umum. Jika mnggunakan angkot kurang
lebih bisa smapi 45 menit dengan biaya Rp.10000
dari kepanjen dan turun di terminal Desa Wonosari.
2.2 Potret kehidupan ekonomi Masyarakat Sekitar Obyek
wisata Pesarehan Gunung Kawi kurun waktu 2000-2013
Secara
naluri, manusia sehari-hari memerlukan adanya pemenuhan kebutuhan hidup. Cara
yang paling mudah untuk memenuhi hajat hidup mereka adalah melalui bekerja
sehari-hari. Dari sinilah muncul yang namanaya sebuah proses ekonomi.
Perputaran roda perekonomian inilah yang menjadikan hidup manusia menjadikan
hidup manusia lebih dinamis. Nantinya roda perekonomian pula yang menentukan
tingkat kesejahteraaan masyarakat dan menentukan masa depan suatu masyarakat
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa struktur atau tingkatan ekonomi suatu
masyarakat akan sangat berpengaruh bagi dinamika perkembangan peradaban suatu
masyarakat tersebut. Jika dianalogikan, sebuah masyarakat yang tingkat
perekonomian lebih baik maka pendidikan keluarga mereka memiliki kemungkinan yang
lebih baik. Namun jika perekonomian keluarga kurang baik maka juga ada
kemungkinan keterjaminan pendidikan keluarga juga kurang baik. Itulah salah
satu bentuk bagaimana perekonomian bisa menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan pendidikan.
Saat ini kita
ketahui era perekonomian negara indonesia telah diarahkan dengan konsep ekonomi
kreatif. Perkonomian kreatif inilah yang dianggap mampu menjdaikan kehidupan
masyarakat indonesia nantinya lebih baik. Salah satu bentuk ekonomi kreatif
ialah memalaui sistem perekonomian yang berbasis pariwisata. Dimana sektor
pariwisata baik itu wisata alama ataupun wisata budaya dijadikan pijakan untuk
meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat.
a. Mata
penacaharian masyarakat
Manusia hidup
di dunia ini memiliki kewajiaban untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Manusia harus bisa mempertahankan hidupnya. Penacarian rizki merupakan satu
fungsi penting dalam kehidupan manusia yang tiodak terpisah dari kehidupan
sosial masyarakat. (Polak, 1985:265). Kondisi masyarakat sekitar Pesarean
Gunung Kawi pada dasarnya memiliki keanekaragaman mata pencaharian. Mulai dari
mereka yang berdagang, mereka yang bekerja pada sektor pertanian, Jasa,
Perdagangan, sampai mereka juga yang berprofesi sebagai aparat negara (PNS dan ABRI). Namun diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut
sebagian besar masyarakat khususnya mereka yng tinggal di sekitar pesarean,
mereka banyak yang menggantungkan hidupnya pada sektor perdagangan. Mereka ada
yang berjualan bunga-bungaan, makanan, alat-alat upacara, pernak-pernik atau
souvenir. Seperti halnya pekerjaan yang ditekuni oleh Ibu Siah (60 tahun) yang
sehari-hari bekerja sebagai penjual kembang,beliau mengatakan bahwa beliau
berjualan bunga sudah sejak tahun 1980 an,
“Saya itu mas sehari-hari jualan
bunga disini mas, saya datang biasanya jam tujuh mas, tapi ini tadi agak
terlambat mas gak biasanya datang jam segini. Jualan gini ya bukan yang utama
mas tapi hasilnya sangat lumayan mas jualan disini bisa buat nambah pemasukan
keluarga mas” (Wawancara 20 November 2013)
Hal senada juga diucapkan oleh
ibu Rofiah (34 tahun)
“Nggeh setiap hari jualan gini
mas, jualanya ya mulai jam delapan pagi, nanti pulangnya nunggu jualanya habis.
Hasil jualan gini sangat lumayan sekali mas, bisa nambah penghasilan suami.
Suami saya kan kerja di penginapan mas jadi keamanan terus saya kerjanya jualan
makanan seperti ini mas.” (wawanacara 20 November 2013)
Nara sumber
lain juga menuturkan tentang kondisi masyarakat sekitar yang sehari-hari
pekerjaanya mengandalkan pariwisata pesrehan ini. Seperti yang diungkapkan oleh
Mak Nem (57 tahun)
“ya warung ini mas sumber
pengasilan utama keluarga kami mas. Sudah 20 tahun saya jualan di warung ini
mas. Alhamdulillah sekarng semakin ramai mas, soalnya pengunjung juga semakin
banyak, apalagi bulan-bulan seperti ini. Bnyak yang bilang mas kalau masakan
saya enak ya jadinya hasilnya sengat menguntungkan” (wawancara 20 November
2013).
Menurut
penuturan bapak Surahmin (50 tahun) yang
sehari-hari bekerja di tokonya,
“saya asli sini mas, dulu Cuma jaualan
peracangan. Kira kira sekitar tahun 2000 saya buka usaha ini. Sekarang ditambah
sama counter pulsa dan HP mas. Saat ini semakin ramai mas, setiap hari saya di
bantu istri saya untuk jualan di toko ini. Untungnya ya lumayan bisa alhmdulillah
membuat keluarga saya tidak pernah kekurangan mas” . (wawancara 20 November
2013)
Sebenarnya
ada satu sektor pekerjaann lain yang mudah kita jumpai di sekitar pesarehan
yakni pengusaha jasa penginapan. Bapak Pariman (49 tahun) menuturkan
“ya rumah ini mas sumber
penghasilan keluarga saya. Dulu mulanya Cuma ada 5 kamar yang disewakan, setelah
tahun 2001 an tapi karena semakin lama pengunjung yang mnginap semakin abanyak,
ya jadi saya bngun smpai sekarang ada 25 kamar dan mudah-mudahan bisa tambah lagi mas” (wawancara 20 November
2013).
Narasumber diatas adalah sebagian kecil dari
nara sumber yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja di sekitar
pesarean.Pada kawasan sekitar pesarean utamanya di jalur mualai masuk pintu gerbang pertama
sampai ketiga. Dari sini dapat kita lihat bahwa bagaimana kondisi mata
penacaharian dari masyarakat disekitar pesarean banyak yang bergantung dalam
sektor perdagangan dan jasa. Hal ini menunjkkan bahwa sektor mata pencaharian
berbasis pariwisata sangat menjanjikan, terbukti hasil dari mata pencaharian
beberpa nara sumber diatas menunjukkan adanya hasil yang sangat berperan
penting bagi kelangsungan hidup keluarganya. Dan seblumnya telah kita ketahui
bahwa mata pencaharian adlah ibarat sebuah tombak yang digunakan untuk berburu.
Mata penacaharianlah yang menentukan bagaimana kelanjutan hidup sebuah
keluarga.
Sektor mata
pencaharian yeng mengadlkan pariwisata sangat dominan diamana, pariwsata telah
memberikan pekerjaan pada masyarakat. Secara gambalang sebenarnya sudah sangat
terlihat bahwa perekonomian berbasisi pariwisata merupakan salah satu
keunggulan perekonomian masyarakat. Kedatangan pengunjung pada suatu obyek
wisata yang dalam hal ini wisata religi atau ritual Pesrehan Gunung Kawi telah
memberikan manfaat berupa pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. Merka yang
menggantungkan hidupnya pada pariwisata religi ini berwiraswasta demi
memperbaiki taraf hidupnya.
b. Pertumbuhan
pendapatan masyarakat sejak 2000-2001
Secra
definitif pendapatan bisa dikatakan sebagai apa yang didapat manusia atau
masyarakat dari hasil jerih payah yang ia lakukan melalui mata pancaharian.
Seperti yang diungkapan oleh abdurrahman sebagai berikut bahwa pendapatan adlah
suatu ilmu yang secara sistematis mempelajari usaha-usaha manusia untuk memperoleh
alat-alat materi untuk memenuhi kebutuhanya (Abdurrahman, 1979:383).
Masing-masing orang pasti memiliki pendaptan atau penghasilan yang
berbeda-beda. Penghasilan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang utamnaya jenis
pekerjaan yang ia lakukan dan seberapa keras usaha yang dilakukan dalam rangka
mencarai pendapatan.
Saat ini
dengan adanya obyek pariwisata budaya Pesarehan Gunung Kawi memberikan pengaruh
pada tingkat pendapatan bagi masyarakat yang hidup dan tinggal di kawansan
sekitar pesrean. Walaupaun sebagaian masyarakat yang berdagang di sekitar
pesarean pekerjaann utamanya bukan di
bidang itu, namuan hasil dari pekerjaan yang mereka gantungkan pada kondisi
pariwisata Pearean Gunung Kawi hasilnya cukup banyak dan dapat membantu
perekonomian keluarga.
Maslah
pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan juga bidang jasa
menutelah menggambarkan bagaimana potensi ekonomi yang besar di kawana itu,
seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Solikatin (46 tahun) yang berjualan di
rumah makan sekitar pesarehan gubnung kawi, sebagai berikut
Kalau tahun 2000 an itu mas jauh
dari sekarang kondisinya, lebih ramai sekarang. Kira-kira pertahun itu
pndapatan naiknya 10-20 persen mas kadang juga tiap tahun tetap. Sakniki niku
mas, daerah sini pengunjungnya semakin rame. Kalau ditanya penghasilan dari
warung ini setiap hari tidak mati dari Rp. 400.000 perharinya. Apalagi kalau
pas musim-musim suro gini mas kadang-kadang sampai dua kali lipat bisa
Rp.700.000 an perhari, tapi itu pas di tanggal-tanggal muda smapi tanggal 12
suro itu rame-ramenya pengunjung. Namanya orang dagang mas kadang rame ya
kadang sepi. Yang biasanya beli disini itu byasanya orang-orang pengunjung dari
luar desa, orang-orang cina itu mas juga sering makan disini (wawancara 20
November 2013).
Hal senada
juga dismapikan oleh bapak Pariman (49 tahun) pria yang berprofesi sebagai
pemilik penginapan ini menuturkan sebagai berikut.
Dari sekian banyak para
masyarakat yang mnggantungkan hidup disini itu mas, tau sama tau kalau bisnis
penginapan sekarang ini semakin menjanjikan coba sampean lihat yang baru akan
dibangun itu, ada hotel ada penginpan kecil. Kalau dulu kira-kira seperti yang
sampean tnyakan tahun 2000 an itu pendapatan mungkin ya sekitar 100.000 an ya
kadang malah kurang mas, tapi dulu penginapan saya masih kecil mas. Tapi semakin
lama semakin banyak bnyak mas pengunjungnya. Kalau soal pendpatan harian ya mas
ya sekitar Rp. 600.000 per hari kalau kondisi pngunjung agak rame, tapi kalau
pas lagi rame bisa Rp. 1.500.000tapi kalau lagi sepi ya sampai gak ada
pengunjung yang menginap mas. Tapi kalau di rata-rata ya tadi itu mas
Rp.500.000 samapi Rp. 600.000 perharinya. (wawancara 20 November 2013)
Informasi
dari nara sumber lain yakni Ibu Siah (60 tahun) diungkapakan sebgai berikut.
Kan saya termasuk pedagang kecil
mas, jadi hasilnya ya kecil mas, tapi itu kan hanya sampingan jadi berapapun
hasilnya ya tetap lumayan. Sehari-hari itu pasti dapat Rp. 60.000 perhari,
kalau ragi rame sampai Rp.250.000 per hari, kadang itu ya Cuma dapat Rp. 30.000
mas, tapi ya disyukuri aja. Kalau
pendapatan saya dulu juga kecil mas, dulu kan pengunjungnya juga sepi jadi saya
jualanya tidak setiap hari mas, pndapatan paling-paling Rp.30.000 itu sja per
minggu mas.
Dari hasil
wawancara dengan Ibu Solikatin, Pak Pariman dan Ibu siah dapat disimpulkan bahwa dari segi penghasilan yang mengandlakan
sektor pariwisata ini sangat mnggiurkan, jika
tahun-tahun 2000 penghasilan masyarakat cenderung jauh dari kondisi
sekarang. Namun lama-kelamaan semakin membaik. Jika dikategorikan saat ini ada
beberpa kategori seperti pedagang besar mereka bisa memperoleh Rp. 500.000
perhari, mereka yang pedagang kecil (rata-rata pekerjaaan sampingan) hasilnya
antara Rp.50.000 sampi Rp.60.000 perhari.mereka yang bekerja dalam sektor jasa
yakni pengusaha penginapan Rp. 600.000 perhari.
Dari sini
dapat dikategorikan menjadi beberpa kelompok masyarakat yang mengandalkan
hidupnya dari bekerja di sekitar Pesarehan Gunung Kawi dapat diketegorikan
menjadi beberpa kelompok. Yakni masyarakat yang berpofesi dibidang perdagangan
dibedakan menjadi dua yakni yang berpengasilan tinggi dan rendah. Dalam bidang
jasa ada yang berpenghasilan tinggi dan rendah. Kesemua hal itu tergantung
upaya yang mereka lakukan guna mendapatkan pengasilan. Disisi lain dapat diketahui
bahwa sektor pariwisata ritual Pesarean Gunung Kawi telah memberikan pengaruh
yang cukup signifikan bagi pendapatan masyarakat. Misalnya saja jika kondisi
sepi penghasilan mereka turun, jika kondisi rame penghasilan mereka naik
berkali-kali lipat. Kondisi ini terja=nyata sudah terjadi sejak lama. Seperti kondisi yang terjadi ditahun 2000 an
sangat jauh dari sekarang, yang menyebabkan hal ini bisa terjadi adalah adnya
pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata. Adanya
potensi pariwisata ini membaerikan peluang besar untuk semakin meningkatkan
taraf hidup dari masyarakat yang menggantungkan perekonomian keluarganya dari
sektor ini.
2.3 Peta masa depan potensi Wisata
Pesarehan Gunung Kawi
Jika
kita berkaca pada kondisi masa lalu, dan masa kini tentang kondisi pariwisata
Pesarehan Gunung Kawi maka kita akan dapat memprediksi bagaimana potensinya
dimasa depan. Apa yang terjadi dimasa depan ada foktor-faktor yang berasal dari
masa kini dan masa lalu yang bisa kita jadikan acuan bagaimana kondisinya
dimasa depan. Pertumbuhan atau penurunan yang terjadi bisa dianilisi
berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini dan masa lalu. Kita bisa liaht
beagaimana pertumbuhan yang terjadi dimasa lalu samapi masa kini. Kita cari apa
penyebab adanya pertumbuhan itu.dari sini nantinya kita bisa memprediksi apa
yang akan terjadi dimasa depan.
Apa yang terjadi disekitar masyarakat yang
tinggal dipesarehan gunung kawi dan menggantungkan hidupnya dari sektor
pariwisata, dapat di lihat bahwa kehidupan perekonomian mereka mengalami
kemajuan dari tahun ketahun, pertumbuhan mereka sangat bergantung bagaimana
kondisi pengunjung yang datang. Semakin banyak pengunjung yang datang maka
mereka akan memperoleh yang besar begitu juga sebaliknya. Rata-rata pertumbuhan
yang terjadi antara kurun waktu 2000-2013, pertahunya perekonomian masyarakat
mengalami peningkatan sebesar 10 persen.seperti yang diungkapn oleh bebrapa
nara sumber yang sya temui dilapangan.ibu solikatin (48 tahun) masalnya beliau
mengungkapan seperti berikut.
Kalau
tahun 2000 an itu mas jauh dari sekarang kondisinya, lebih ramai sekarang.
Kira-kira pertahun itu pndapatan naiknya 10-20 persen mas kadang juga tiap
tahun tetap. Berdasarkan gambaran yang diberikan dari
pembahasan sebelumnya (Wawancara 20 November 2013)
Hal
ini juga diperkust dengan pernyataan yang dikeuarkan oleh bapak kuswanto (57
tahun) yang juga sebagai kepala desa, beliau mengungkapakan pertumbuhan ekonomi
disektor pariwisata dan juga apa saja yang mendukung pertumbuhan itu. Berikut
kutipan wawancaranya
Gini mas berdasarkan
pngmatan saya selama ini mas selama kurun 2000 sampai tahun ini (2013).
Pertumbuhan yang terjadi kira-kira 10 persen per tahun. Pertumbuhan ini terjadi
dalam masyarakat yang sehari-ahari mengandalkan hidup dari berusaha di sekitar
pesarehan, mulai yang jualan kembang samapai yang jualan makanan dan usaha
penginapan.... pertumbuhan ini mas tidak lepas dari banyaknya perngunjung yang
datang ke tempat wisata pesrehan itu mas, dari tahun ketahun semakin meningkat.
Semenjak adnya gebyar satu suro yang saya gagas sejak tahun 2001 kedatangan
pengunjung juga semakin banyak. Hal ini ssesuai dengan harapan saya yakni
pariwisata semkin rame. Ini sudah terbukti samapi sekrang, mudah mudahan
kedepan semkin ramai (wawancara 29 Desember 2013)
Dari
kedua narasumber ini bisa dilihat bagaimana potensi yang akan terjadi dimas
yang akan datang jika berkajca dario kondisi masa lalu.
Jika kita sudah melihat dasar yang
menjadi acuan pertumbuhan ekonomi di atas. Disni penulisa akan memberikan
sebuah perkiraan tentang pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi beberapa tahun
kedepan.menurut penulis akan terjadi pertumbuhan ekonomi pariwisata yang sangat
baik, mulai dari kisaran 10 persen pertahun sampai 15 persen pertahun. Dalam
hal ini penulis mendasarkan prediksinya dari wawancara dan interpretasi hasil
wawancara berdasrkan fakta-fakta lain yang terjadi dilapangan. Salah satu bukti
yakni wawancara dengan bapak Kuswanto (57 tahun) sebagi kepala desa, untuk
kedepan beliau merencanakan program-program yang bertujuan untuk menjadikan
pariwisata di wonosari semakin meningkat. Berikut kutipan wawancaranya.
Kedepanya mas, saya berencana untuk membuat sebuah
sangar kesenian yang saat ini sudah dikerjakan disekitar perasehan. Nantinya
biar kesenian semakin maju. Selain itu saya juga ingin membuat obyek pariwisata
umum, ya setidaknya mirip-mirp jatimpak lah mas. Nantinya kalau ada kelurga
yang datang ke woinosari, nanti orang tuanya ke pesrehan dan anaknya main ke
obyek wista umum. Jadi wonosari punya obyek wista baru. Selain itu sya selalu
ushakan dari tahun-ketahun semarak gebyar satu suro semkin besar dan
pengunjungnya semakin ramai. (wawancara 29 Desember 2013)
Selain
pernyataan diatas saat ini pemkab malang juga sedang menggalakan tahun
kunjungan wisata. Pemkab berusaha menarik wistawan lokal maupun asing untuk
datang ke Kabupaten Malang. Program pemerintah ini dikenal dengan Visit
Kabupaten Malang. Salah satu agenda kegiatan wisata budaya yang dijadwalkan
oleh pemkab adalah gebyar satu suro di Pesarehan Gunung Kawi. Pemirintah mata
mnyadari betapa pentingnya sektor pariwisata bagi pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa. Industri pariwisata juga dpat memajukan dan meratakan perekonomian
negara karena kegiatan pariwisata merupakan sektor yang padat karyadan
meningkatkan pendaptan penduduk (Spilane, 1987:60). Bukan itu saja ketika di
daerah Pesrehan diadakan gebyar satu suro ada pertumbuhan ekonomi yang begitu
pesat. Misalnya dari tukang parkir saja mengalami 150 persen peningkatan.
Kondisi dilapangan menunjukkan jika dihari-ahri biasa harga parkir Rp. 2000
untuk motor, maka saat Gebyar Satu Suro samapai pada kisaran Rp.5000. inilah
yang menjadikan dasar sya memberikan peta pertumbuhan ekonomi masyarakat yang
akan terjadi di masyarakat yang tinggal di sekitar Pesarehan Gunung Kawi
III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada
banyak hal unik yang berhubungan dengan kepercayaan yang dapat kita temukan di
gunung Kawi, Tempat atau benda yang dikeramatkan dan menurut kepercayaan
memiliki kekuatan magis untuk mendatangkan keberuntungan atau sering kali
banyak dikunjungi wisatawan yaitu Rumah Padepokan Eyang Sujo, Guci Kuno, Pohon
Dewandaru dan Jiam Si (Ritual ‘meramal nasib’). Pada malam-malam tertentu akan
banyak sekali orang yang duduk di bawah pohon ini. Selain pohon, terdapat juga
makam Mbah Djoego dan juga Raden Mas Imam Soedjono,keduanya dimakamkan dalam
satu liang lahat yang sama, yang juga sangat dijaga oleh penduduk setempat.
Popularitas Kiai Zakaria II yang lebih dikenal dengan Mbah Djoego menyebabkan
pesarean tersebut juga terkenal dengan nama Makam Mbah Djoego
Saat
ini dengan semakin banyakanya tamu atau pengunjung yang datang menjdaikan
tempat ini harus mendapatkan perlakukan kusus seperti fasilitas penunjang
peribadatan. Pengelola pesarean yakni Yayasan Ngesti Gondo telah memberikan
pelayanan yang cukup baik. Kebersihan daerah sekitar pesarean sangat dijaga,
setiap hari ada petugas yang membersihkan sekitar areal pesarean sampai ke
daerah pelataran bawah sekitar kuil kwan im dan akses jalan di area gerbang ke
dua. Petugas kemanana juga duisaghakan guna menjamin keamanan peziarah.
Saat ini kita
ketahui era perekonomian negara indonesia telah diarahkan dengan konsep ekonomi
kreatif. Perkonomian kreatif inilah yang dianggap mampu menjdaikan kehidupan
masyarakat indonesia nantinya lebih baik. Salah satu bentuk ekonomi kreatif
ialah memalaui sistem perekonomian yang berbasis pariwisata. Dimana sektor
pariwisata baik itu wisata alama ataupun wisata budaya dijadikan pijakan untuk
meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat.
Pada kawasan
sekitar pesarean utamanya di jalur
mualai masuk pintu gerbang pertama sampai ketiga. Dari sini dapat kita lihat
bahwa bagaimana kondisi mata penacaharian dari masyarakat disekitar pesarean
banyak yang bergantung dalam sektor perdagangan dan jasa. Hal ini menunjkkan
bahwa sektor mata pencaharian berbasis pariwisata sangat menjanjikan, terbukti
hasil dari mata pencaharian beberpa nara sumber diatas menunjukkan adanya hasil
yang sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup keluarganya. Dan seblumnya
telah kita ketahui bahwa mata pencaharian adlah ibarat sebuah tombak yang
digunakan untuk berburu. Mata penacaharianlah yang menentukan bagaimana
kelanjutan hidup sebuah keluarga.
Dari sini
dapat dikategorikan menjadi beberpa kelompok masyarakat yang mengandalkan
hidupnya dari bekerja di sekitar Pesarehan Gunung Kawi dapat diketegorikan
menjadi beberpa kelompok. Yakni masyarakat yang berpofesi dibidang perdagangan
dibedakan menjadi dua yakni yang berpengasilan tinggi dan rendah. Dalam bidang
jasa ada yang berpenghasilan tinggi dan rendah. Kesemua hal itu tergantung
upaya yang mereka lakukan guna mendapatkan pengasilan. Disisi lain dapat
diketahui bahwa sektor pariwisata ritual Pesarean Gunung Kawi telah memberikan
pengaruh yang cukup signifikan bagi pendapatan masyarakat. Misalnya saja jika
kondisi sepi penghasilan mereka turun, jika kondisi rame penghasilan mereka
naik berkali-kali lipat. Kondisi ini terja=nyata sudah terjadi sejak lama. Seperti kondisi yang terjadi ditahun 2000 an
sangat jauh dari sekarang, yang menyebabkan hal ini bisa terjadi adalah adnya
pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata. Adanya
potensi pariwisata ini membaerikan peluang besar untuk semakin meningkatkan
taraf hidup dari masyarakat yang menggantungkan perekonomian keluarganya dari
sektor ini.
Jika kita
sudah melihat dasar yang menjadi acuan pertumbuhan ekonomi di atas. Disni
penulisa akan memberikan sebuah perkiraan tentang pertumbuhan ekonomi yang akan
terjadi beberapa tahun kedepan.menurut penulis akan terjadi pertumbuhan ekonomi
pariwisata yang sangat baik, mulai dari kisaran 10 persen pertahun sampai 15
persen pertahun. Dalam hal ini penulis mendasarkan prediksinya dari wawancara
dan interpretasi hasil wawancara berdasrkan fakta-fakta lain yang terjadi
dilapangan.
Daftar
Rujukan
Buku
Gottschalk, Louis.1985.Mengerti
Sejarah.Jakarta:UI-Press
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang
Polak, j.b.a, Major. 1985. Sosiologi (Suatu buku
pengantar ringkas). Jakarta PT Ichtiar Baru
Sjamsudin, H.
1996. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan DanKebudayaan
Soeryowidagdo.
R.S. 1989. Pesarehan Gunung Kawi “tata Cara Ziarah dan
Riwayat Makam Eyang Panembahan Djoego, Eyang Raden Mas Imam Seodjono di Gunung
Kawi Malang. Wonosari: Yayasan Ngesti Gondo
Spillane,
James, J. 1987. Ekonomi Pariwisata:
Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Karnisius.
Wawancara
Kuswanto
(57 tahun) Wawancara, 29 November 2013
Panut. (48 tahun) Wawancara, 20 November 2013
Pariman
(49 tahun) Wawancara, 20 November 2013
Rofiah
(34 tahun) Wawancara, 20 November 2013
Saminem
/ Mak Nem (57 tahun) Wawancara, 20
November 2013
Siah.
(60 tahun) Wawancara, 20 November 2013
Solikatin
(48 tahun) Wawancara, 20 November 2013
Surahmin
(50 tahun) Wawancara, 20 November 2013
No comments:
Post a Comment