PENGARUH
IRIGASI SALURAN BENGAWAN SOLO TERHADAP HASIL PERTANIAN MASYARAKAT KECAMATAN
SOKO KABUPATEN TUBAN TAHUN 1998-2012
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Sejarah
Perekonomian
Yang
dibina oleh bapak Prof Hariyono M.pd / ibu Indah W.P Utami.S.pd.M.hum.M.pd
oleh
Siti Nur khomariyah 110731435518
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian
merupakan bidang mata pencaharian mayoritas masyarakat Indonesia. Pada
hakekatnya Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusiauntuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya Kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami
orang sebagai budidaya tanaman
atau bercocok tanam. Pertanian telah
memainkan peranan yang utama dalam perkembangan tamadun, dengan sebahagian
jumlah penduduk yang amat besar mengerjakan pertanian sehingga Revolusi Perindustrian. Pembangunan teknik pertanian telah meningkatkan daya pengeluaran pertanian secara beransur-ansur. meski keadaan
alam dan cuaca di Indonesia terkadang mengalami bencana seperti banjir, gunung
meletus dan lain sebagainya yang menyebabkan kerugian pada pertanian di
Indonesia, tetapi masyarakat tetep menelateni pekerjaan ini. Manusia sebagai
makhluk sosial memanfaatkan fikiran dan alam sekitar untuk kehidupan mereka
mencoba mencegah dan menanggulangi bencana yang dapat merugikan kehidupan. Hal
ini yang dilakukan oleh masyarakat kabupaten Tuban.
Kabupaten Tuban merupakan wilayah
dengan penduduk bermata pencaharian petani dan pengolahan tambang. Banjir pada
musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau sering berdampak buruk pada hasil
panen masyarakat Tuban khususnya kecamatan Soko yang merupakan salah satu
kecamatan yang dilalui oleh bengawan Solo.
Terhitung hampir setian tahun pada
musim penghujan, bengawan solo meluap dan mengakibatkan banjir pada willayah
sekitarnya. Hal ini menuntut masyarakat kecamatan Soko berfikir untuk
mensiasati keadaan alam yang tidak menyenangkan tersebut hingga pada tahu 1998
kebijakan pemerintah kecamatan soko memutuskan untuk membangun irigasi saluran
bengawan Solo untu menampung air pada bengan solo dan menyimpannya hingga musim
kemarau.
Makalah ini membahas mengenai
pengaruh pendayagunaan irigasi saluran bengawan solo terhadap hasil pertanian
di kecamatan Soko kabupaten Tuban dalam angka tahun 1998-2012 yang mana pemilihan
angka 1998 diambil dari pembangunan irigasi tersebut dan masih dipergunakan
sampai sekarang.
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
analisis deskriptif. dimana data yang dikumpulkan berupa kata (narasi), gambar,
pemahaman dari hasil pengamatan dan bukan dari data yang
berupa angka-angka Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data
deskriptif yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Penelitian
ini tidak mengutamakan angka-angka dan statistik walaupun tidak menolak
kuantitatif.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut
memunculkan permasalahan yang menjadi garis besar pada penelitian ini. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
keadaan pertanian di desa Soko sebelum tahun 1998?
2. Bagaimana
cara kerja irigasi saluran bengawan solo di desa Soko tahun 1998-2012?
3. Bagaimana
pengaruh irigasi saluran bengawan solo terhadap pertanian di desa Soko tahun
1998-2012?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui
keadaan pertanian di desa Soko sebelum tahun 1998
2. Mengetahui
cara kerja irigasi saluran bengawan solo di desa Soko tahun 1998-2012
3. Mengetahui
pengaruh irigasi saluran bengawan solo pada pertanian di desa Soko tahun
1998-2012.
II.
PEMBAHASAN
2.1. Keadaan Pertanian Desa Soko Sebelum
Tahun 1998
Kabupaten Tuban merupakan salah satu wilayah di pantai utara dengan Luas
wilayah 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten
Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang
wilayah pantai 65 km. terdiri dari 20 kecamatan yaitu: Bancar,
Bangilan,
Grabagan,
Jatirogo,
Jenu,
Kenduruan,
Kerek,
Merakurak,
Montong,
Palang,
Parengan,
Plumpang,
Rengel,
Semanding,
Senori,
Singgahan,
Soko,
Tambakboyo, Widang
dan Grabagan. Ketinggian
daratan di Kabupaten Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering
sampai sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak
basah berada pada 1 kecamatan. Kabupaten Tuban berada pada jalur pantura dan
pada deretan pegunungan Kapur Utara. memiliki titik terendah, yakni 0 m dpl yang berada di Jalur Pantura dan
titik tertinggi 500 m yang berada di Kecamatan Grabagan.
Desa Soko kecamatan Soko merupakan
di wilayan bagian selatan Kabupaten Tuban, ProvinsiJawa Timur.
Wilayahnya terbagi dalam pegunungan kapur dan daratan.
Keadaan pertanian desa Soko kecamatan Soko sebelum tahun 1998
atau lebih tepatnya sebelum adanya irigasi saluran dari bengawan Solo mengndalkan
air hujan saja, dan terkadang masyarakat mengambil air dari bengawan Solo yang
jaraknya kira-kira 400 m dari persawahan masyarakat. Persawahan masyarakat desa
Soko sebelum adanya irigasi memiliki hasil panen yang lebih sedikit
dibandingkan dengan hasil panen setelah tahun 1998 atau setelah dibangunnya
irigasi sambungan dari bengawan Solo. Hasil pertanian desa Soko sebelum tahun
1998 atau sebelum adanya irigasi sambungan dari bengawan Solo dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1:hasil
pernian Kecamatan Soko pada tahun 1997
Kecamatan : Soko
|
|||
Luas Tanam
(Ha)
|
Luas Panen
(Ha)
|
Rata-rata
|
Produksi
(Kw.)
|
5.607
|
4.845
|
51,53
|
249.663
|
Sumber : Badan statistik kabupaten Tuban dalam angka
1998.
2.2.
Irigasi di desa Soko kecamatan Soko
Irigasi merupakan rekayasa
dan usaha manusia untuk memberikan atau menyalurkan air dari sumber air yang
cukup menuju daerah yang membutuhkan seperti lahan pertanian. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan berbagai macam perencanaan, pertimbangan dan aspek
teknis yang mendukung perencanaan irigasi tersebut. Jaringan irigasi adalah
berupa unsur-unsur/kelompok bangunan yang ada pada irigasi seperti Bangunan
Utama, Bangunan Pembawa, Bangunan pelengkap dll. Irigasi adalah sistem nyata
hasil dari sebuah rancangan dan perencanaan yang matang. Ada berbagai jenis
bangunan jaringan irigasi, bangunan-bangunan tersebut merupakan bangunan yang
dirancang khusus untuk memberikan pelayanan sumber air pada lahan pertanian dan
daerah yang membutuhkan. Untuk memberikan pemahaman tentang kelompok dan jenis
bangunan irigasi, telah disusun dari sumber / referensi yang telah dipakai
sebagai pedoman perencanaan irigasi yaitu PP No.20 Tahun 2006 sebagai landasan
teori dasar tentang irigasi, Kriteria Perencanaan 01 (KP-01) sebagai hakekat
dalam sebuah perencanaan irigasi dan Sumber-sumber tentang jaringan irigasi.
Penjelasan mengenai irigasi
dikemukakan oleh Garg (1979 :1)”.... The art or the science by which it is
accomplished. Irrigation may, therefore, be defined, as a science artificial
application of water to the land in accordance with the crop requirement
troughout the crop period for full-fledget nourishment of the crops”.
Secara garis besar, irigasi merupakan
pemanfaaatan air untuk bercocok tanam mulai dari tumbuh sampai masa panen. Air
tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada
tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai,
kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali. Irigasi
dikehendaki dalam situasi: (a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada
kebutuhan tanaman; (b) bila jumlah curah hujan mencukupi tetapi distribusi dari
curah hujan tidak bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman. Dalam
pembahasan mengenai cara kerja dari bangunan irigasi sambungan bengawan solo
penulis bagi kedalam dua sub pembahasan yaitu sebagai berikut :
1.
Bangunan
Irigasi de desa Soko kecamatan Soko kabupaten Tuban
Pada bangunan irigasi di desa Soko
kecamatan Soko merupakan bangunan air untuk irigasi yang diambil langsung dari
bengawan Solo. Pengertian bangunan air dijelaskan oleh Prastumi dan Aniek
Masrevaniah (2008:3) sebagai berikut :“bangunan air untuk irigasi merupakan
bangunan utama yang dibangun di perairan untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanpa
merusak bentuk dari perairan”. Sesuai dengan penjeasan dari Prastumi dan Aniek
Masrevaniah tersebut, bangunan irigasi di desa Soko kecamatan Soko langsung
mengmbil dari perairan yaitu dari bengawan solo tanpa merusak bentuk asli dari
bengawan Solo sendiri.
Menurut kategorinya, bangunan
irigasi di desa Soko kecamatan Soko merupakan Bangunan Pengambilan bebas, yang
mana pengertian dari Bangunan Pengambilan bebas dijelaskan oleh Sudjarwadi (1992:15)
yaitu “.....adalah bangunan yang dibuat untuk memungkinkan dibelokannya air
sungai kejaringan irigasi tanpa merubah kondisi sungai, jika muka air cukup
tinggi untuk mencapai lahan yang akan diairi”. Yang mana bangunan irigasi di
desa Soko dapat mengambil jumlah air yang cukup pada masa pemberian air
irigasi.
Sistem pengambilan air pada irigasi
sambungan bengawan Solo bisa dikatakan sebagai upaya cadangan air untuk musim
kemarau yang cukup panjang pada desa Soko sendiri. Pada musim penghujan, jumlah
air pada bengawan Solo diwilayah desa Soko melimpah ruah bahkan terkadang desa
Soko masuk kedalam salah satu wilayah korban banjir. Air yang cukup banyak ini
sangat berbeda keadaannya pada musim kemarau, hal ini merupakan hal utama yang
melatar belakangi dibangunnya bangunan irigasi di desa Soko.
2.
Cara
Kerja Bangunan Irigasi
Bangunan Irigasi didesa Soko kecamatan
Soko berjumlah dua buah bangunan yag terletak di desa soko Utara dan Soko
Selatan. Bangunan ini dibangun pada tahun 1998 dan masih digunakan sampai tahun
sekarang (2013). Cara kerja pada kedua bangunan irigasi ini dibedakan kedalam
dua sistem menurut tahun kerjanya, sistem tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tahun
1998-2004
Pada tahun 1998 dibangunnya
bangunan irigasi yang menyalurkan air dari bengawan solo dan disalurkan ke
tangki besar tempat penyimpanan air untuk disimpan dalam waktu yang sekian lama
dan disalurkan ke sawah-sawah masyarakat sebagai pengairan pada musim kemarau
yang mana pada musim kemarau persediaan air sangat minim.
Cara kerja irigasi pada tahun ini
dapat dilihat pada Skema sebagai berikut:
Keterangan pada skema
diatas adalah :
1) Bengawan
Solo
Merupakan perairan pengambilan air
pertama. Pengambilan air pada bengawan Solo ini dilakukan hanya ketika musim
penghujan, yaitu tepatnya ketika volume air pada bengawan solo tinggi. Hal ini
dikarenakan agar tekanan gravitasi air yang diserap oleh mesin diesel lebih
mudah dan penggunaan pipa yang dijulurkan ke bengawan lebih pendek.
2) Diesel
Merupakan mesin yang menyerap air
melewati pipa. Diesel yang digunakan dalam irigasi desa Soko ini adalah diesel
yang berukuran besar sehingga dapat menyerap air dengan gravitasi yang tinggi.
3) Intake
berfungsi sebagai pintu pembilas
air yang keluar dari pipa. Bangunan pembilas atau Intake merupakan penghambat
kotoran-koroan yang ada di pipa yang akan mengalir ke tangki penyimpanan air.
4) Pipa
Jalan penyalur air dari Intake ke
tangki penyimpanan air. Selain itu, pipa juga digunakan sebagai penyalur dari
Diesel te Intake. Pipa yang digunakan adalah pipa-pipa dengan ukuran yang
sangat besar.
5) Tangki
Wadah penyimpanan air yang diambil
dari bengawan solo dan disalurkan lewat pipa-pipa besar. Air dalam tangki ini
disimpan hingga musim kering atau lebih tepatnya hingga sawah benar-benar
membutuhkan air.
6) Sawah
Elemen terakhir dalam saluran air
irigasi. Penyaluran air dari tangki ke sawah menggunakan pipa dan kemudian
disalurkan ke sawah-sawah lainnya dengan cara membuka sedikit pembatas sawah
maka air akan mengalir kesawah sampingnya.
b. Tahun
2005-2012
Pada
tahun 2005, sistem irigasi dengan
penyimpanan air pada tangki-tangi besar dirubah dengan membuat sungai
yang terletak pada sisi samping persawahan tanpa menghilangkan tangki sebagai
wadah penyimpanan setelah air disalurkan dari pipa Intake. Pembuatan sungai ini
dilakukan dengan cara membuat belokan sungai dari sungai yang sudah ada di desa
Grabagan yakni desa berjarak kurang lebih 15 Km dari desa Soko dan diarahkan ke
bangunan irigasi yang sudah ada sebelumnyaa, selain itu perubahan lainya yaiitu
pada pipa-pipa saluran dari Intake ke Tangki digantikan dengan bangunan
bertembok berbentuk seperti jembatan, masyarakat Soko menyebutnya Talang Irigasi. Jadi mulai tahun 2005 penyaluran air dari Intake
disalurkan dengan talang rigasi dan selanjutnya ke Tangkiuntuk penyimpanan dan
ketika musim kemarau dilakukan penyaluran dari tangki ke sungai.
Sistem
kedua irigasi desa Soko ini berlangsung mulai tahun 2005 sampai sekarang. Untuk
lebih jelas, berikut skema Irigasi di desa Soko yang sudah mengalami perubahan.
Skema 2 sistem irigasi
di desa Soko yang sudah mengalami perubahan.
Penjelasan dari sistem
tersebut adalah:
1. Bengawan
Solo
Penjelasan mengenai bengawan solo sama sebagaimana
penjelasan pada tahun 1998-2004
2. Diesel
Penjelasan mengenai Diesel sama
sebagaimana penjelasan pada tahun 1998-2004, Diesel yang dipakai sudah berganti
pada tahun 2007. Hal ini dikarenakan Diesel yang dipakai mulai tahun 1998 sudah
tua dan tidak berfungsi.
3. Intake
Penjelasan mengenai Intake sama
sebagaimana penjelasan pada tahun 1998-2004
4. Talang
irigasi
Merupakan bangunan seperti Talang
pada rumah,bangunan ini berpondasi dan terdapat bangunan seperti jamban pada
ujungnya.
5. Sungai
Dibangun sebagai tempat penyimpanan
air yang dialirkan dari jamban je sungai. Sungai ini tidak mengalir. Biasanya
pada musim hujan sungai ini dijadikan tempat penampungan air dari bengawan Solo
akibat penuhnya volume bengawan.
6. Sawah
Sama halnya pada tahun 1998-2004,
sawah merupakan elemen akhir dalam proses cara kerja irigasi ini.
2.3.
Pengaruh
Irigasi Saluran Bengawan Solo Terhadap Pertanian Di Desa Soko Tahun 1998-2012
Irigasi secara umum didefinisikan
sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Di Indonesia irigasi sering dipakai untuk
proses pengairan persawahan dan perkebunan.
Pembangunan irigasi secara umum
akan memberikan pengaruh terhadap wilayah yang dialirkan. Apabila dalam
sistemnya tepat, akan terdapat pengaruh baik dalam adanya irigasi. Sistem
pemberian air irigasi yang tepat dijelaskan oleh Hansen dkk (1992:4) sebagai
berikut:
Terdapat lima cara pemberian air
dengan benar dalam irigasi
1. Dengan
penggenangan (flooding)
2. Dengan
menggunakan alur, besar atau kecil
3. Dengan
menggunakan air bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga menyebabkan
air tanah naik
4. Dengan
penyiraman (sprinkling)
5. Dengan
cucuran (trickle).
Secara umum air merupakan sarana
produksi paling pokok dalam pertanian selain tanah, tanpa kedua sarana produksi
itu, khususnya tanpa air, maka kesejahteraan petani dalam menunai hasil
pertanian mustahil tercapai. Soetrisno, (1999:64) mengungkapkan pentingnya air
dalam pertanian sebagai berikut, “...apabila semua sektor pertanian pemanfaatan
utama menggunakan air, tidak ada sektor baru dalam panggung perekonomian
nasional yang menjadi punggung ekonomi di Indonesia”. pemanfaatan air dalam
pertanian jelas sangat mempengaruhi pada hasil ketika panennya.
Pemenfaatan air Irigasi di desa
Soko kecamatan Soko yang dibangun pada tahun 1997 sangat memberikan hasil dalam
pertanian masyarakat desa Soko. Meski masih mengalami banjir pada musim
penghujan, akan tetapi pada musim kemarau sudah mendapatkan air yang cukup
untuk penanaman, Hasil pertanian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Hasil pertanian Kecamatan
Soko pada tahun 1998, 2002, 2010, dan 2011
No
|
Tahun
|
Hasil Panen
|
|||
Luas Tanan (Ha)
|
Luas Panen (Ha)
|
Rata-rata
|
Produksi
(Kw)
|
||
1
|
1998
|
6.750
|
5.873
|
49,01
|
387.836
|
2
|
2002
|
6.638
|
6.436
|
62,75
|
403.859
|
3
|
2010
|
8.924
|
7.765
|
54,70
|
4247,8
|
4
|
2011
|
6.198
|
5.765
|
65,71
|
3787,5
|
Sumber : Badan Pusat Statistik
kabupaten Tuban
Tabel perkembangan hasil pertanian
diatas tidak runtut sesuai urutan tahun dan tidak lengkap dikarenakan penulis
ketika mendatangi Badan Pusat Statistik kabupaten Tuban hanya mendapatkan data
pada tahun-tahun tersebut.
Data dari tabel diatas membuktikan
adanya pengaruh irigasi sambungan bengawan solo terhadap hasil pertanian pada
Kecamatan Soko. Yang mana ada awal pembangunan irigasi yaitu pada tahun 1998
terjadi peninggkatan pada hasil pertanian dari 249.663 Kwintal menjadi 387.836
Kwintal. Peningkatan ini terus berkembang ke tahun-tahun selanjutnya.
Peningkatan pada hasil pertanian di desa Soko kecamatan Soko ini secara otomatis
akan berdampak positif pada ekonomi masyarakat petani desa Soko.
III.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sebelum tahun 1998 atau sebelum
dibangunnya irigasi sambungan bengawan Solo, masyarakat desa Soko mengandalkan
air hujan dan air bengawan Solo untuk mengairi persawahan.
Pada tahun 1998 dibangun
irigasi yang menyalurkan air bengawan
Solo sebagai irigasi persawahan di desa Soko kecamatan Soko. Menurut
temporalnya, cara kerja irigasi tersebut dibedakan menjadi dua yaitu pada tahun
1998-2004 dan 2005-sekarang (2013). Hal yang membedakan dalam teknis kerja
irigasi tersebut adlah dalam pergantian tangki-tangki penyimpan air digantikan
dengan penggalian sungai.
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik kabupaten Tuban, terdapat pengaruh mengenai adanya irigasi yang
menyalurkan air dari bengawan Solo terhadap hasil pertanian masyarakat desa
Soko kecamatan Soko. Pengaruh yang dihasilkan adanya irigasi tersebut adalah
adanya peningkatan dalahm hasil pertanian di kecamatan Soko.
3.2.Saran
1. Kepada
Badan Pusat Statistik kabupaten Tuban
Agar lebih peduli pada penyimpanan
data statistik kabupaten Tuban.
2. Kepada
masyarakat desa Soko
Agar bisa memelihara dengan baik
bangunan irigasi sambungan dari bengawan Solo.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Garg, Santosh Kumar. 1979. Irrigation Engineering and Hydraulic
Structures. New Delhi : Khanna Publishers Delhi.
Hansen,
vaughn Dkk. 1992. Dasar Dasar dan Praktek
Irigasi. Jakarta : Erlangga.
Prastumi dan Aniek Masrevaniah, 2008. Bangunan Air. Surabaya : Srikandi.
Soetrisno, Loekman. 1999. Pertanian pada abad ke 21. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjarwadi, 1992. Dasar-dasar Teknik Irigasi. Yogyakarta :
Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada.
No comments:
Post a Comment