PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO
KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR (Study
Kasus Tenaga Kerja wanita yang Bekerja ke Luar Negeri)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Perekomian
yang dibina oleh Bapak
Hariyono, Prof.,Dr.,M.pd dan Ibu Indah WP Utami, S.pd., S.Hum., M.pd
oleh
Febriana
Wulandari
11731435528
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Menghadapi terbatasnya lapangan kerja yang
tersedia di Indonesia menyebabkan jumlah
pekerja Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan makin
bertambah. Lebih dari 800.000 pekerja Indonesia legal terdaftar untuk
bekerja di luar negeri setiap tahun, bersama-sama dengan puluhan ribu
pekerja yang berstatus ilegal.banyaknya tenaga kerja yang bekerja ke luar
negeri dapat kita lihat di tahun tahun 2008, Pemerintah memperkirakan terdapat
sekitar 6 juta pekerja Indonesia di luar negeri, yang membawa masuk remitansi
hingga 6,8 miliar dolar Amerika di tahun 2009.
Sebagian besar pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah perempuan yang biasa kita sebut Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) hal tersebut disebabkan oleh minimnya keterampilan dan berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah di daerah pedesaan dimana lapangan kerja yang terbatas menumbuhkan minat perempuan untuk mengadu nasib ke Luar Negeri . Umumnya, pekerjaan para Tenaga kerja wanita di negara-negara tujuan termasuk pekerjaan di sektor informal, seperti pembantu rumah tangga atau pengasuh bayi. Gaji yang mereka terima selama bekerja di luar negeri relatif lebih tinggi dibanding yang didapat di Indonesia ditambah dengan upaya pembangunan ekonomi daerah dan pengentasan kemiskinan di Indonesia semua memberi dampak positif bagi penghidupan keluarga mereka
Sebagian besar pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah perempuan yang biasa kita sebut Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) hal tersebut disebabkan oleh minimnya keterampilan dan berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah di daerah pedesaan dimana lapangan kerja yang terbatas menumbuhkan minat perempuan untuk mengadu nasib ke Luar Negeri . Umumnya, pekerjaan para Tenaga kerja wanita di negara-negara tujuan termasuk pekerjaan di sektor informal, seperti pembantu rumah tangga atau pengasuh bayi. Gaji yang mereka terima selama bekerja di luar negeri relatif lebih tinggi dibanding yang didapat di Indonesia ditambah dengan upaya pembangunan ekonomi daerah dan pengentasan kemiskinan di Indonesia semua memberi dampak positif bagi penghidupan keluarga mereka
Kebanyakan para wanita yang berusia
produktif antara 18-40 tahun bekerja menjadi tenaga kerja diluar negeri seperti
Arab saudi,Taiwan, Hongkong, Korea, Singapore, jepang,dan negara-negara lainya.
Hal ini juga disebabkan karena permintaan tenaga kerja sendiri pun dibutuhkan
banyak para perempuan untuk menjadi pembantu rumah tangga, baby sister dan juga sebagai operator di pabrik
Fenomena seperti itu dapat kita jumpai
di Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar dimana jumlah penduduknya
sebanyak 3633 orang perempuan banyak yang mengadu nasib ke luar negeri untuk
menopang dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Sidomulyo. Dengan
maraknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri menyebabkan Dampak
Positif maupun Negatif. Salah satu dampak positifnya yaitu peningkatan
perekonomian di Desa Sidomulyo. Banyak bermunculan usaha mandiri dari
masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyebabkan penyeragaman pekerjaan,
banyaknya rumah - rumah yang bisa dikatakan mewah dapat berdiri di Desa
Sidomulyo hal ini uga menyebakan meningkatnya taraf hidup masyarakat desa Sidomulyo.
Melihat
berbagai uraian dan permasalahan diatas peneliti menulis penelitian di Desa
Sidomulyo dengan judul “PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO
KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR (Study
Kasus Tenaga Kerja wanita yang Bekerja ke Luar Negeri)”
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
yang dimaksud Peningkatan Perekonomian ?
2. Bagaimana
perekonomian Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar sebelum maraknya
tenaga kerja yang bekera di Luar Negeri ?
3. Apakah
yang menyebabkan banyaknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri ?
4. Bagaimana
peningkatan perekonomian dengan maraknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke
Luar Negeri ?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
1. Lebih
memahami tentang Peningkatan Perekonomian
2. Mengerti
tentang perekonomian Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar sebelum
maraknya tenaga kerja yang bekerja di Luar Negeri
3. Mengerti
penyebab tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri
4. Mengerti
peningkatan perekonomian dengan maraknya tenaga kerja wanita yang bekera ke
Luar Negeri
1.4
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Moleong ( 2007 : 4 ) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata - kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat
diamati. Metode penelitian kualitatif ini lebih mengarah pada pengumpulan
sumber lisan dengan wawancara yang mendalam serta observasi yang dilakukan
terhadap tenaga kerja wanita yang mengalami peningkatan perekonomian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
oleh sesuatu fenomena atau kenyataan social, dengan alan mendiskripsikan
seumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti ( Faisal.
1989:20). Jadi tujuan penelitian ini menentukan frekuensi atau penyebaran suatu
gejala adanya hubungan tertentu antar suatu gejala lain dalam masyarakat.
Penelitian dilakukan mengenai tenaga kerja
wanita yang bekerja ke Luar Negeri. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
data deskriptif baik yang berupa kata - kata maupun tulisan dari subyek yang
diteliti. Dalam hal ini dimungkinkan diperoleh informasi mengenai masalah yang
hendak dipecahkan.
Sumber primer yang
digunakan diperoleh dari hasil wawancara terhadap narasumber relevan, serta
mengkaji arsip dan dokumen. Sumber sekunder yang digunakan untuk penelitian ini
diperoleh dari artikel dan surat kabar. Semua hasil pengumpulan sumber yang
diperoleh kemudian di intrepetasi oleh peneliti dan diolah dalam bentuk paparan
hasil penelitian.
PEMBAHASAN
2.1 PENINGKATAN PEREKONOMIAN
Peningkatan
Perekonomian atau yang kita sebut dengan pertumbuhan ekonomi memiliki beberapa
pengertian yaitu : Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth )
adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang
dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam
jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai
akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti
oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan
potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari
potensinya. (Sadono Sukirno, 1994:10).
Didalam
Pertumbuhan Ekonomi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yaitu :
- Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
- Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
- Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
- Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya
yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN, dan sebagainya.
- Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Todaro (2000) menjelaskan bahwa ada
tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa,
yaitu :
- Akumulasi Modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia.
- Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa pertumbuhan angkatan kerja
- Kemajuan teknologi.
Jika ditelaah lebih lanjut salah satu factor yang paling
dominan pada peningkatan perekonomian di Desa Sidomulyo adalah dari dominannya
sumber Daya Modal dimana mereka yang menjadi tenaga kerja wanita memiliki modal yang cukup
banyak untuk menndirikan usaha yang dapat meningkatkan perekonomian desanya
sendiri. dapat dilihat gambar dibawah yaitu berupa peningkatan perekonomian
ditandai dengan tercukupi kebutuhan primer , sekunder maupun tersier ditambah
dengan kepemilikan usaha yang cukup menanikan.
Gambar I : Toko milik Winarti di
Desa Sidomulyobeserta gambar rumah dan kepemilikan barang - barang pribadi
Gambar II : Gambar Rumah Winarti
2.2 PEREKONOMIAN
DESA SIDOMULYO SEBELUM MARAKNYA TENAGA
KERJA WANITA
Desa sidomulyo merupakan salah satu
desa yang berada di Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar jarak dari kecamatan
kurang lebih 7 km dan jarak antara ibukota
kabupaten Blitar kurang lebih 43 km, ketinggian tempat Desa Sidomulyo berada
pada ketinggian 575 meter dari ketinggian laut, bertopografi daerah pegunungan
berbatu dengan luas wilayah 703.165 Ha.
Jumlah penduduk di Desa Sidomulyo
menurut administrasi desa tahun 2010
jumlah penduduknya terdiri dari 1.234 KK dengan jumlah total 3.633 jiwa dengan
rincian 1.775 penduduk laki – laki dan 1.858 penduduk perempuan. ( Sumber : Data Kependudukan Desa Sidomulyo
tahun 2012 )
Sebelum
maraknya jasa penyaluran tenaga kerja wanita ( TKW ) masyarakat desa sidomulyo
hampir 100% bekerja dalam bidang pertanian . karena pekerjaan di bidang
pertanian telah turun temurun dari nenek moyang sejak cikal bakal desa
sidomulyo. Selain turun temurun wilayah Desa Sidomulyo ini masih menyisakan
daerah yang masih luas untuk bisa ditanami palawija maupun tanaman lainnya yang
dapat mendatangkan uang. Hal ini sesuai dengan keterangan Kepala Desa Sidomulyo
:
“
ya hampir 100 % tani nduk . pekerjaan belum beragam ya masuk abad ke - 20 iki
lo pekerjaan mulai heterogen ndek
desa Sidomulyo” ( wawancara 11 November 2012 )
Keadaan Desa Sidomulyo pada saat itu
masih belum menampakkan adanya kemajuan dalam berbagai bidang. Perekonomian
masih sangat terbatas dengan hanya adanya 1 warung disetiap RT ( Rukun Tetangga
) dan juga pelayanan dalam bidang jasa masih sangat minim.
Perekonomian masih sangat terbelakang
karena kadang sistem barter masih digunakan hal ini dibuktikan pada masa itu
pertukaran buah pisang dengan kelapa masih layak untuk digunakan. masih sangat
minim tenaga kerja terdidik sehingga perekonomian yang membutuhkan sumber daya
yang kuat dan tinggi masih dalam tahap statis.
Sistem perburuhan sudah ada yaitu
mulai adanya kebutuhan penyerapan tenaga kerja dari wilayahnya sendiri namun
hal ini tidak lantas diberikan imbalan berupa uang kepada para buruh tani namun
diberlakukan sistem bawon yaitu
imbalan berupa tanaman yang saat itu telah dipanen oleh pemilik tanah.
Namun keadaan pertanian tidak
selamanya gemilang dan dapat menaikan penghasilan yang besar kemudian mulai
adanya keinginan untuk mengadu nasib yang lebih baik dengan mulai ada yang menjadi
buruh tani yang merupakan salah satu alternative dan kemampuan yang pada saat
itu mereka miliki karena kesadaran pendidikan masih rendah sebelum abad ke -
20.
Mereka umunya mengadu nasib untuk
datang ke Surabaya menjadi buruh tani disana namun ternyata penghasilan sebagai
buruh disana masih belum mencukupi kebutuhan mereka dan banyak dari masyarakat
desa yang tertarik untuk bekera pada sector lain dimana yang tidak
mempermasalahkan pendidikan yang mereka miliki dan inilah yang kemudian menjadi
gerbang untuk menjadikan banyak dari warga masyarakat Desa Sidomulyo pergi ke
Luar Negeri tanpa harus ada batas minimal pendidikan dan juga gaji yang
diperoleh juga lebih banyak daripada menadi seorang petani.
2.3
BANYAKNYA TENAGA KERA WANITA YANG BEKERA KE LUAR NEGERI
Jika
melihat dari sejarah jauh sebelum Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah
mengirimkan 32.986 orang berasal pulau
Jawa ke Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan. Tujuan
pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang
telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan
terus sejak tahun 1890 sampai dengan 1939 hingga jumlahnya mencapai 32.986
orang dengan menggunakan 77 buah kapal laut. Dari tahun 1890 hingga tahun 1914.
Rute pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu singgah di Negeri Belanda.
Hal ini
membuktikan bahwa hal semacam itu sudah ada sejak jaman penjajahan belanda
bahkan masih marak pada jaman sekarang. Hal ini didukung oleh factor - factor
dari dalam negeri sendiri seperti Ambruknya
sistem ekonomi lokal yang telah
menyebabkan banyak tenaga kerja diekspos ke tempat-tempat kerja global untuk
mendapatkan penghasilan.
Penduduk Indonesia
berjumlah 209 juta merupakan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia. Dari
jumlah tersebut 105 juta (50,24%) adalah wanita dan 104 juta (49,76%) pria.
Separuh jumlah penduduk tersebut tinggal di kota, persentase penduduk wanita
dan pria di kota dan di desa tidak jauh berbeda, yaitu di kota : 50,1% wanita
dan 49, 9% pria, sedang di desa: 49,7% wanita dan 50, 3% pria.Dilihat dari
pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Indonesia yangberusia 10 tahun keatas,
pendidikan yang ditamatkan wanita masih lebih rendah dari pria di semua jenjang
pendidikan terlebih lagi pada tingkat perguruan tinggi. Di kota: 27% wanita
tidak tamat SD, 28 % tamat SD, 18% tamat SLTP, 22% tamat SMU/SMK, dan hanya 5%
tamat perguruan Tinggi, sedang pria pendidikan tertingginya 19% tidak tamat SD,
26% tamat SD, 20% tamat SLTP, 28% tamat SMU/SMK, dan 7% tamat perguruan tinggi.
Di desa : 48% wanita tidak tamat SD, 34% tamat SD, 11% tamat SLTP, 6% tamat
SMU/SMK, dan hanya 1% tamat perguruan Tinggi, sedang pria pendidikan
tertingginya 38% tidak tamat SD, 36% tamat SD, 14% tamat SLTP, 10% tamat
SMU/SMK, dan 1% tamat perguruantinggi ( Sumber
: Data Badan Pusat Statistik tahun
2012).
Kondisi ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan di Indonesia (kota dan desa) tingkat
partisipasi perempuan semakin rendah. Tingkat pendidikan akan berkorelasi dan
berbanding lurus dengan kondisi tingkat perekonomian dan kesejahteraannya
karena dengan tingkat pendidikan rendah kesempatan memperoleh pekerjaan,
menduduki jabatan-jabatan strategis baik di perusahaan, pemerintahan, maupun
parlemen juga rendah. Sehingga banyak wanita yang memutuskan bekerja ke luar
negeri. Hal itu dapat dilihat dari diagram batang dibawah ini :
Pendidikan
Wanita yang cenderung lebih rendah karena ini sesuai dengan filosofi orang jawa dimana wanita hanya
mempunyai 3 tugas utama yaitu : Macak,
Masak, Manak ( Berhias atau berdandan, Memasak, Melahirkan ) filosofi ini
masih banyak dipegang teguh oleh orang jawa sehingga masih banyak wanita yang
kadang dihalangi oleh orang tua untuk menempuh pembelajaran yang tinggi dalam
sejarah dapat kita lihat R.A Kartini yang dilarang melanjutkan sekolah oleh
ayahnya apalagi di Desa Sidomulyo yang masih kental kejawennya menyebabkan
filosofi ini masih dipegang teguh oleh kebanyakan oleh masyarakat Desa
Sidomulyo. Implikasinya banyak wanita pada Desa Sidomulyo hanya berkutat dengan
masalah dapur dan menunggu suami mendapatkan uang dari bekerja yang hasilnya
tidk cukup memadai .
Keinginan
para wanita Desa Sidomulyo untuk merubah nasib namun yang tidak terkendala oleh
latar belakang pendidikan dan mendapatkan hasil yang menaikan banyak dari
mereka yang memutuskan untuk bekera ke luar negeri menadi tenaga kerja wanita.
Sementara itu
kondisi geografis daerah asal juga tidak menjanjikan sebagai penopang
kehidupan. Harapan orang semakin menipis untuk mengandalkan potensi daerah
asal. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian, lambat laun
ternyata tidak dapat diandalkan. Untuk menjadi pekerja di sektor formal sangat
sulit, terlebih dengan munculnya banyak persaingan dari tahun ke tahun.
Sementara itu bagi mereka yang mempunyai skill terbatas dan pengetahuan yang
minim tidak mempunyai pilihan lain sehingga memilih bekerja di sektor lain.
Keberhasilan
para TKW yang lebih dulu mengadu nasib juga sangat berpengaruh dengan keinginan
masyarakat Desa Sidomulyo untuk bekerja ke Luar Negeri karena hal itu dapat
membangkitakan motivasi para wanita di Desa Sidomulyo Seperti informasi dari wiwik :
“ lha piye lo mbak febri tani gak enek hasile gek ngunu mas no ngethek
asile sedino mek 50 ewu ra cukup digawe kebutuhan. Pengen dirikne warung seng
koyog saiki tapi rung duwe modal akhire golek mudal ndek Taiwan mbak febri wong
ndelok tonggo - tonggo yo akeh seng berhasil kero ndek kono.”
(
Lha gimana lo mbak febri bertani tidak ada hasil apalagi mas no berjualan sayur
hasilnya sehari hanya 50 ribu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ingin
mendirikan warung seperti sekarang tapi belum punya modal akhirnya cari di
Taiwan mbak febri apalagi liat tetangga yang semuanya berhasil ) ( Wawancara 10
November 2012 )
Berdasarkan wawancara yang dilakukan factor yang
dominan menyebabkan banyak para tenaga kerja memilih bekerja adalah karena
factor ekonomi dan keinginan mencari modal yang lebih untuk merubah nasib.
Keberhasilan tetangga yang mendahului juga turut mempengaruhi apalagi ditambah
terbatasnya pekerjaan yang ada.
2.4 PENINGKATAN
PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO DENGAN MARAKNYA
TENAGA KERJA WANITA
` Kebanyakan Tenaga Kerja Wanita setelah
pulang dari Luar Negeri, banyak mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan dimana
selain kebutuhan primer nya yang meningkat juga kebutuhan-kebutuhan sekundernya
yaitu ditunjukkan dengan peningkatan kepemilikan asset berupa handphone,
televisi, tape recorder, sepeda motor, sampai pada asset yang bersifat
investatif, seperti mobil, rumah, tanah, dan modal usaha berupa toko . sesuai
dengan keterangan oleh wiwik :
“iyo
mbak febri. Ya peningkatane iso tuku lemah, motor, bangun omah, iso wuudne
impian duwe warung, iso nambah kebutuhan keluarga lainne iku mbak lak mbiyen yo
gak iso koyog saiki wong tani hasile sitik”.
( iya mbak febri. Ya peningkatannya bisa beli tanah,
motor , bangun rumah bisa mewuudkan impian punya warung. Bisa nambah kebutuhan
keluarga lainnya mbak. Kalo dulu tidak bisa bertani hasilnya sedikit ) (
Wawancara 10 November 2013).
Hal ini semua
adalah hasil dari perjuangan mereka yang penuh dengan resiko dan adanya etos
kerja yang tinggi untuk pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup lebih baik
,setelah dia tidak kembali bekerja diluar negeri, kebanyakan tenaga kerja
wanita tidak kembali ke luar negeri tetapi membangun usaha sendiri dikampungnya
dari hasil menadi tenaga kera wanita ( TKW )
Hal ini sesuai dengan keterangan
winarti :
“Peningkatan ekonomi ya bisa dirikan toko ini lho mbak febri sampek
bisa buka cabang di gawang udah dua toko saiki . mampir lo ya lak dolan ndek
gawang sampeyan kan ya pernah kerja ndek sana. Semua modal usaha juga dari sana
mbak febri dari Taiwan selain itu uga memiliki kendaraan pribadi dan dapat
memenuhi kebutuhan lainnya” (wawancara 10 November 2012 )
Ada juga yang
kembali bekerja ke luar negeri, setelah pulang beberapa minggu kembali ke luar
negri selama setahun dan pulang setahun sekali, begitulah kebanyakan masyarakat
yang menjadi TKW di luar negeri,perekonomian keluarga mereka meningkat dan
sekaligus menaikan taraf hidup keluarga mereka di masyarakat sosial.
Selain
peningkatan perekonomian yang dirasakan secara pribadi hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi
Desa Sidomulyo yaitu adanya keseragaman dalam hal pekerjaan dan menciptakan
lapangan kerja yang baru yang ada di Desa Sidomulyo sendiri dengan para tenaga
kerja yang membuka toko yang kemudian dapat menyerap Tenaga Kerja yang ada di
Desa Sidomulyo sendiri.
Peningkatan
perekonomian dapat kita lihat dengan munculnya sector lain dalam hal pekerjaan
seperti halnya yang tertera pada tabel dibawah ini :
TABEL
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA SIDOMULYO
NO
|
MATA
PENCAHARIAN
|
JUMLAH
|
PROSENTASE
|
|
1
|
PERTANIAN
|
1.651
orang
|
61,9
%
|
|
2
|
JASA /PERDAGANGAN
1.JASA PEMERINTAHAN
2.JASA PERDAGANGAN
3.JASA ANGKUTAN
4.JASA KETRAMPILAN
5.JASA LAINNYA
|
13 orang
17 orang
30 orang
37 orang
841 orang
|
0,4 %
1,0 %
1,1 %
1,3 %
31,5
%
|
|
3
|
SEKTOR IDUSTRI
|
11 orang
|
0,4
%
|
|
4
|
SEKTOR LAIN
|
65 orang
|
2,4%
|
|
JUMLAH
|
2.665 orang
|
100%
|
||
Sumber
: Data Kependudukan Kelurahan Desa
Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten
Blitar tahun 2012
Dari data
kependudukan tahun 2012 tersebut dapat dilihat peningkatan perekonomian dimana
mulai adanya sector - sector lain yang mulai bermunculan yang ada dalam masyarakat Desa Sidomulyo pekerjaan yang
dulunya hampir 100 % di tekuni masyarakat desa Sidomulyo juga mulai lambat laun
ditinggalkan dengan jumlah 60% dari jumlah pekerjaan yang ditekuni masyarakat
sidomulyo.
Peningkatan
perekonomian lain dengan banyak berdirinya toko - toko , dan pelayanan dalam
bentuk jasa yang semakin memadai menyebabkan peningkatan perekonomian yang
dulunya masih sangat tertinggal mulai terangkat dengan perekonomian yang hampir
menyerupai wilayah di perkotaan Blitar. Dan dalam sensus petani yang pernah
diadakan Desa Sidomulyo menadi Desa Terkaya dalam satu Kecamatan di Kecamatan
Bakung.
Gambar III : Warung Wiwik di Desa Sidomulyo
Tenaga
Kerja Wanita yang ada di Desa Sidomulyo setelah pulang dari daerah asalnya
menimbulkan sistem pelapisan social baru dimana dulunya tuan tanah yang
berkuasa namun sekarang prestise lah yang berkuasa kepemilikan barang mewah
perumahan yang mewah dan kepemilikan mobil dan gadget terbaru menyebabkan
mereka berada dalam sistem social lapisan atas mereka menjadi dihormati ketika
pulang banyak disegani masyarakat walaupun kebanyakan dari mereka hanya menjadi
pembantu rumah tangga di luar negeri.
Dampak
yang ditimbulkan dengan adanya tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri
menyebabkan nominal gaji buruh yang ada seperti buruh tani , buruh bangunan,
menjadi meningkat harganya dan menjadi mahal ketimbang dengan tenaga kerja yang
berada di Kota Blitar hal ini karena peningkatan perekonomian dari masyarakat
Desa Sidomulyo.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Peningkatan perekonomian atau Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tapi di Desa Sidomulyo berdasarkan factor
kepemilikan modal yang diperoleh dari TKW dan alasan mereka diteggarai oleh
kurangnya pendapatan yang diterima yang bergantung dengan sector pertanian,
keingginan mencari modal dan uga termotivasi oleh TKW yang sebelumnya sudah
berangkat ke Luar negeri.
Peningakatan Perkonomian dilihat
dari kepemilikan barang - barang berharga dan uga dengan mulai munculnya
berbagai pekeraan yang mulai muncul dari sector lain akibat dari adanya Tenaga
Kerja Wanita ( TKW ). Dampak yang ditimbulkan akibat adanya TKW di Desa
Sidomulyo adalah mahalnya Tenaga Kerja yang ada di Desa Sidomulyo.
3.2 SARAN
Bagi Pemerintah :
·
Lebih memerhatikan
keselamatan Tenaga Kerja Wanita yang berada di Luar Negeri
Bagi Mahasiswa :
·
Mengembangkan
penelitian selanjutnya tentang Tenaga Kera Wanita karena masih banyak sisi
kehidupan Tenaga Kerja Wanita yang belum diteliti dan dapat digunakan sebagai
daftar ruukan.
Bagi Masyarakat Desa Sidomulyo :
·
Dapat mengambil hikmah
dari fenomena dalam penelitian ini dan dapat digunakan sebagai motivasi untuk
kedepannya
Daftar Rujukan
Wisadirana,
Darsono.2004.Sosiologi Pedesaan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Koentjaraningrat,
1984.Masyarakat Desa di Indonesia.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Moleong,L.2007.Metodologi
Penelitian Kualitatif.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Saparudin.2012.Pengantar Ilmu Ekonomi.(online) ( http//www. pertumbuhan-ekonomi.htm pertumbuhan-ekonomi.html
) diakses 25 November 2013
Anggesti.2010.Permasalahan Yang Dihadapi Perempuan
Indonesia.(online) ( http//www. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PEREMPUAN INDONESIA _
Anggesty_She.html ) diakses 25 November 2013
www.google.com
diakses 25 November 2013
No comments:
Post a Comment