Songs

Sunday, December 8, 2013

Febriana Wulandari

PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO KECAMATAN  BAKUNG KABUPATEN BLITAR (Study Kasus Tenaga Kerja wanita yang Bekerja ke Luar Negeri)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Perekomian
yang dibina oleh Bapak Hariyono, Prof.,Dr.,M.pd dan Ibu Indah WP Utami, S.pd., S.Hum., M.pd


oleh
Febriana Wulandari
11731435528


PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

     Menghadapi terbatasnya lapangan kerja yang tersedia di Indonesia menyebabkan  jumlah pekerja Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan makin bertambah. Lebih dari 800.000 pekerja Indonesia legal terdaftar  untuk bekerja  di luar negeri setiap tahun, bersama-sama dengan puluhan ribu pekerja yang berstatus ilegal.banyaknya tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri dapat kita lihat di tahun tahun 2008, Pemerintah memperkirakan terdapat sekitar 6 juta pekerja Indonesia di luar negeri, yang membawa masuk remitansi hingga 6,8 miliar dolar Amerika di tahun 2009.
            Sebagian besar pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah perempuan yang biasa kita sebut Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) hal tersebut disebabkan oleh minimnya keterampilan dan berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah di daerah pedesaan dimana lapangan kerja yang terbatas menumbuhkan minat perempuan untuk mengadu nasib ke Luar Negeri . Umumnya, pekerjaan para Tenaga kerja wanita di negara-negara tujuan termasuk pekerjaan di sektor informal, seperti pembantu rumah tangga atau pengasuh bayi. Gaji yang mereka terima selama bekerja di luar negeri relatif lebih tinggi dibanding yang didapat di Indonesia ditambah dengan upaya pembangunan ekonomi daerah dan pengentasan kemiskinan di Indonesia semua memberi dampak positif  bagi penghidupan keluarga mereka
       Kebanyakan para wanita yang berusia produktif antara 18-40 tahun bekerja menjadi tenaga kerja diluar negeri seperti Arab saudi,Taiwan, Hongkong, Korea, Singapore, jepang,dan negara-negara lainya. Hal ini juga disebabkan karena permintaan tenaga kerja sendiri pun dibutuhkan banyak para perempuan untuk menjadi pembantu rumah tangga, baby sister dan juga sebagai operator di pabrik
       Fenomena seperti itu dapat kita jumpai di Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar dimana jumlah penduduknya sebanyak 3633 orang perempuan banyak yang mengadu nasib ke luar negeri untuk menopang dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Sidomulyo. Dengan maraknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri menyebabkan Dampak Positif maupun Negatif. Salah satu dampak positifnya yaitu peningkatan perekonomian di Desa Sidomulyo. Banyak bermunculan usaha mandiri dari masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyebabkan penyeragaman pekerjaan, banyaknya rumah - rumah yang bisa dikatakan mewah dapat berdiri di Desa Sidomulyo hal ini uga menyebakan meningkatnya taraf  hidup masyarakat desa Sidomulyo.
      Melihat berbagai uraian dan permasalahan diatas peneliti menulis penelitian di Desa Sidomulyo dengan judul “PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO KECAMATAN  BAKUNG KABUPATEN BLITAR (Study Kasus Tenaga Kerja wanita yang Bekerja ke Luar Negeri)”

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud Peningkatan Perekonomian ?
2.      Bagaimana perekonomian Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar sebelum maraknya tenaga kerja yang bekera di Luar Negeri ?
3.      Apakah yang menyebabkan banyaknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri ?
4.      Bagaimana peningkatan perekonomian dengan maraknya tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri ?

1.3  TUJUAN PENULISAN
1.      Lebih memahami tentang Peningkatan Perekonomian
2.      Mengerti tentang perekonomian Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar sebelum maraknya tenaga kerja yang bekerja di Luar Negeri
3.      Mengerti penyebab tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri
4.      Mengerti peningkatan perekonomian dengan maraknya tenaga kerja wanita yang bekera ke Luar Negeri

1.4  METODE PENELITIAN

      Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian kualitatif. Moleong ( 2007 : 4 ) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif ini lebih mengarah pada pengumpulan sumber lisan dengan wawancara yang mendalam serta observasi yang dilakukan terhadap tenaga kerja wanita yang mengalami peningkatan perekonomian.
     Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif  dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi oleh sesuatu fenomena atau kenyataan social, dengan alan mendiskripsikan seumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti ( Faisal. 1989:20). Jadi tujuan penelitian ini menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala adanya hubungan tertentu antar suatu gejala lain dalam masyarakat.
           Penelitian dilakukan mengenai tenaga kerja wanita yang bekerja ke Luar Negeri. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data deskriptif baik yang berupa kata - kata maupun tulisan dari subyek yang diteliti. Dalam hal ini dimungkinkan diperoleh informasi mengenai masalah yang hendak dipecahkan.
     Sumber primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara terhadap narasumber relevan, serta mengkaji arsip dan dokumen. Sumber sekunder yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh dari artikel dan surat kabar. Semua hasil pengumpulan sumber yang diperoleh kemudian di intrepetasi oleh peneliti dan diolah dalam bentuk paparan hasil penelitian.





PEMBAHASAN
2.1 PENINGKATAN PEREKONOMIAN
Peningkatan Perekonomian atau yang kita sebut dengan pertumbuhan ekonomi memiliki beberapa pengertian yaitu : Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994:10).
Didalam Pertumbuhan Ekonomi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
  • Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
  • Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
  • Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
  • Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
  • Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Todaro (2000) menjelaskan bahwa ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu :

  1. Akumulasi Modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia.
  2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa pertumbuhan angkatan kerja
  3. Kemajuan teknologi.
Jika ditelaah lebih lanjut salah satu factor yang paling dominan pada peningkatan perekonomian di Desa Sidomulyo adalah dari dominannya sumber Daya Modal dimana mereka yang menjadi tenaga kerja wanita memiliki modal yang cukup banyak untuk menndirikan usaha yang dapat meningkatkan perekonomian desanya sendiri. dapat dilihat gambar dibawah yaitu berupa peningkatan perekonomian ditandai dengan tercukupi kebutuhan primer , sekunder maupun tersier ditambah dengan kepemilikan usaha yang cukup menanikan.
Gambar I : Toko milik Winarti di Desa Sidomulyobeserta gambar rumah dan kepemilikan barang - barang pribadi
Gambar II : Gambar Rumah Winarti
2.2 PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO SEBELUM MARAKNYA  TENAGA KERJA WANITA
          Desa sidomulyo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar jarak dari kecamatan kurang lebih 7 km dan  jarak antara ibukota kabupaten Blitar kurang lebih 43 km, ketinggian tempat Desa Sidomulyo berada pada ketinggian 575 meter dari ketinggian laut, bertopografi daerah pegunungan berbatu dengan luas wilayah 703.165 Ha.
          Jumlah penduduk di Desa Sidomulyo menurut administrasi desa  tahun 2010 jumlah penduduknya terdiri dari 1.234 KK dengan jumlah total 3.633 jiwa dengan rincian 1.775 penduduk laki – laki dan 1.858 penduduk perempuan. ( Sumber : Data Kependudukan Desa Sidomulyo tahun 2012 )
          Sebelum maraknya jasa penyaluran tenaga kerja wanita ( TKW ) masyarakat desa sidomulyo hampir 100% bekerja dalam bidang pertanian . karena pekerjaan di bidang pertanian telah turun temurun dari nenek moyang sejak cikal bakal desa sidomulyo. Selain turun temurun wilayah Desa Sidomulyo ini masih menyisakan daerah yang masih luas untuk bisa ditanami palawija maupun tanaman lainnya yang dapat mendatangkan uang. Hal ini sesuai dengan keterangan Kepala Desa Sidomulyo :
“ ya hampir 100 % tani nduk . pekerjaan belum beragam ya masuk abad ke - 20 iki lo pekerjaan mulai heterogen ndek desa Sidomulyo” ( wawancara 11 November 2012 )
          Keadaan Desa Sidomulyo pada saat itu masih belum menampakkan adanya kemajuan dalam berbagai bidang. Perekonomian masih sangat terbatas dengan hanya adanya 1 warung disetiap RT ( Rukun Tetangga ) dan juga pelayanan dalam bidang jasa masih sangat minim.
          Perekonomian masih sangat terbelakang karena kadang sistem barter masih digunakan hal ini dibuktikan pada masa itu pertukaran buah pisang dengan kelapa masih layak untuk digunakan. masih sangat minim tenaga kerja terdidik sehingga perekonomian yang membutuhkan sumber daya yang kuat dan tinggi masih dalam tahap statis.
          Sistem perburuhan sudah ada yaitu mulai adanya kebutuhan penyerapan tenaga kerja dari wilayahnya sendiri namun hal ini tidak lantas diberikan imbalan berupa uang kepada para buruh tani namun diberlakukan sistem bawon yaitu imbalan berupa tanaman yang saat itu telah dipanen oleh pemilik tanah.
          Namun keadaan pertanian tidak selamanya gemilang dan dapat menaikan penghasilan yang besar kemudian mulai adanya keinginan untuk mengadu nasib yang lebih baik dengan mulai ada yang menjadi buruh tani yang merupakan salah satu alternative dan kemampuan yang pada saat itu mereka miliki karena kesadaran pendidikan masih rendah sebelum abad ke - 20.
          Mereka umunya mengadu nasib untuk datang ke Surabaya menjadi buruh tani disana namun ternyata penghasilan sebagai buruh disana masih belum mencukupi kebutuhan mereka dan banyak dari masyarakat desa yang tertarik untuk bekera pada sector lain dimana yang tidak mempermasalahkan pendidikan yang mereka miliki dan inilah yang kemudian menjadi gerbang untuk menjadikan banyak dari warga masyarakat Desa Sidomulyo pergi ke Luar Negeri tanpa harus ada batas minimal pendidikan dan juga gaji yang diperoleh juga lebih banyak daripada menadi seorang petani.
2.3 BANYAKNYA TENAGA KERA WANITA YANG BEKERA KE LUAR NEGERI
     Jika melihat dari sejarah jauh sebelum Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang  berasal pulau Jawa ke Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan. Tujuan pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan terus sejak tahun 1890 sampai dengan 1939 hingga jumlahnya mencapai 32.986 orang dengan menggunakan 77 buah kapal laut. Dari tahun 1890 hingga tahun 1914. Rute pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu singgah di Negeri Belanda.
     Hal ini membuktikan bahwa hal semacam itu sudah ada sejak jaman penjajahan belanda bahkan masih marak pada jaman sekarang. Hal ini didukung oleh factor - factor dari dalam negeri sendiri seperti  Ambruknya sistem ekonomi lokal yang  telah menyebabkan banyak tenaga kerja diekspos ke tempat-tempat kerja global untuk mendapatkan penghasilan.
   Penduduk Indonesia berjumlah 209 juta merupakan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia. Dari jumlah tersebut 105 juta (50,24%) adalah wanita dan 104 juta (49,76%) pria. Separuh jumlah penduduk tersebut tinggal di kota, persentase penduduk wanita dan pria di kota dan di desa tidak jauh berbeda, yaitu di kota : 50,1% wanita dan 49, 9% pria, sedang di desa: 49,7% wanita dan 50, 3% pria.Dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Indonesia yangberusia 10 tahun keatas, pendidikan yang ditamatkan wanita masih lebih rendah dari pria di semua jenjang pendidikan terlebih lagi pada tingkat perguruan tinggi. Di kota: 27% wanita tidak tamat SD, 28 % tamat SD, 18% tamat SLTP, 22% tamat SMU/SMK, dan hanya 5% tamat perguruan Tinggi, sedang pria pendidikan tertingginya 19% tidak tamat SD, 26% tamat SD, 20% tamat SLTP, 28% tamat SMU/SMK, dan 7% tamat perguruan tinggi. Di desa : 48% wanita tidak tamat SD, 34% tamat SD, 11% tamat SLTP, 6% tamat SMU/SMK, dan hanya 1% tamat perguruan Tinggi, sedang pria pendidikan tertingginya 38% tidak tamat SD, 36% tamat SD, 14% tamat SLTP, 10% tamat SMU/SMK, dan 1% tamat perguruantinggi ( Sumber : Data Badan Pusat Statistik tahun 2012).
      Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan di Indonesia (kota dan desa) tingkat partisipasi perempuan semakin rendah. Tingkat pendidikan akan berkorelasi dan berbanding lurus dengan kondisi tingkat perekonomian dan kesejahteraannya karena dengan tingkat pendidikan rendah kesempatan memperoleh pekerjaan, menduduki jabatan-jabatan strategis baik di perusahaan, pemerintahan, maupun parlemen juga rendah. Sehingga banyak wanita yang memutuskan bekerja ke luar negeri. Hal itu dapat dilihat dari diagram batang dibawah ini  :
            Pendidikan Wanita yang cenderung lebih rendah karena ini sesuai dengan  filosofi orang jawa dimana wanita hanya mempunyai 3 tugas utama yaitu : Macak, Masak, Manak ( Berhias atau berdandan, Memasak, Melahirkan ) filosofi ini masih banyak dipegang teguh oleh orang jawa sehingga masih banyak wanita yang kadang dihalangi oleh orang tua untuk menempuh pembelajaran yang tinggi dalam sejarah dapat kita lihat R.A Kartini yang dilarang melanjutkan sekolah oleh ayahnya apalagi di Desa Sidomulyo yang masih kental kejawennya menyebabkan filosofi ini masih dipegang teguh oleh kebanyakan oleh masyarakat Desa Sidomulyo. Implikasinya banyak wanita pada Desa Sidomulyo hanya berkutat dengan masalah dapur dan menunggu suami mendapatkan uang dari bekerja yang hasilnya tidk cukup memadai .
            Keinginan para wanita Desa Sidomulyo untuk merubah nasib namun yang tidak terkendala oleh latar belakang pendidikan dan mendapatkan hasil yang menaikan banyak dari mereka yang memutuskan untuk bekera ke luar negeri menadi tenaga kerja wanita.
Sementara itu kondisi geografis daerah asal juga tidak menjanjikan sebagai penopang kehidupan. Harapan orang semakin menipis untuk mengandalkan potensi daerah asal. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian, lambat laun ternyata tidak dapat diandalkan. Untuk menjadi pekerja di sektor formal sangat sulit, terlebih dengan munculnya banyak persaingan dari tahun ke tahun. Sementara itu bagi mereka yang mempunyai skill terbatas dan pengetahuan yang minim tidak mempunyai pilihan lain sehingga memilih bekerja di sektor lain.
Keberhasilan para TKW yang lebih dulu mengadu nasib juga sangat berpengaruh dengan keinginan masyarakat Desa Sidomulyo untuk bekerja ke Luar Negeri karena hal itu dapat membangkitakan motivasi para wanita di Desa Sidomulyo Seperti informasi  dari wiwik :
     “ lha piye lo mbak febri tani gak enek hasile gek ngunu mas no ngethek asile sedino mek 50 ewu ra cukup digawe kebutuhan. Pengen dirikne warung seng koyog saiki tapi rung duwe modal akhire golek mudal ndek Taiwan mbak febri wong ndelok tonggo - tonggo yo akeh seng berhasil kero ndek kono.”
( Lha gimana lo mbak febri bertani tidak ada hasil apalagi mas no berjualan sayur hasilnya sehari hanya 50 ribu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ingin mendirikan warung seperti sekarang tapi belum punya modal akhirnya cari di Taiwan mbak febri apalagi liat tetangga yang semuanya berhasil ) ( Wawancara 10 November 2012 )
Berdasarkan wawancara yang dilakukan factor yang dominan menyebabkan banyak para tenaga kerja memilih bekerja adalah karena factor ekonomi dan keinginan mencari modal yang lebih untuk merubah nasib. Keberhasilan tetangga yang mendahului juga turut mempengaruhi apalagi ditambah terbatasnya pekerjaan yang ada.
2.4 PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA SIDOMULYO DENGAN  MARAKNYA TENAGA KERJA WANITA
`      Kebanyakan Tenaga Kerja Wanita setelah pulang dari Luar Negeri, banyak mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan dimana selain kebutuhan primer nya yang meningkat juga kebutuhan-kebutuhan sekundernya yaitu ditunjukkan dengan peningkatan kepemilikan asset berupa handphone, televisi, tape recorder, sepeda motor, sampai pada asset yang bersifat investatif, seperti mobil, rumah, tanah, dan modal usaha berupa toko . sesuai dengan keterangan oleh wiwik :
“iyo mbak febri. Ya peningkatane iso tuku lemah, motor, bangun omah, iso wuudne impian duwe warung, iso nambah kebutuhan keluarga lainne iku mbak lak mbiyen yo gak iso koyog saiki wong tani hasile sitik”.
( iya mbak febri. Ya peningkatannya bisa beli tanah, motor , bangun rumah bisa mewuudkan impian punya warung. Bisa nambah kebutuhan keluarga lainnya mbak. Kalo dulu tidak bisa bertani hasilnya sedikit ) ( Wawancara 10 November 2013).
Hal ini semua adalah hasil dari perjuangan mereka yang penuh dengan resiko dan adanya etos kerja yang tinggi untuk pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup lebih baik ,setelah dia tidak kembali bekerja diluar negeri, kebanyakan tenaga kerja wanita tidak kembali ke luar negeri tetapi membangun usaha sendiri dikampungnya dari hasil menadi tenaga kera wanita ( TKW )
Hal ini sesuai dengan keterangan winarti :
“Peningkatan ekonomi ya bisa dirikan toko ini lho mbak febri sampek bisa buka cabang di gawang udah dua toko saiki . mampir lo ya lak dolan ndek gawang sampeyan kan ya pernah kerja ndek sana. Semua modal usaha juga dari sana mbak febri dari Taiwan selain itu uga memiliki kendaraan pribadi dan dapat memenuhi kebutuhan lainnya” (wawancara 10 November 2012 )
Ada juga yang kembali bekerja ke luar negeri, setelah pulang beberapa minggu kembali ke luar negri selama setahun dan pulang setahun sekali, begitulah kebanyakan masyarakat yang menjadi TKW di luar negeri,perekonomian keluarga mereka meningkat dan sekaligus menaikan taraf hidup keluarga mereka di masyarakat sosial.
            Selain peningkatan perekonomian yang dirasakan secara pribadi  hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi Desa Sidomulyo yaitu adanya keseragaman dalam hal pekerjaan dan menciptakan lapangan kerja yang baru yang ada di Desa Sidomulyo sendiri dengan para tenaga kerja yang membuka toko yang kemudian dapat menyerap Tenaga Kerja yang ada di Desa Sidomulyo sendiri.
            Peningkatan perekonomian dapat kita lihat dengan munculnya sector lain dalam hal pekerjaan seperti halnya yang tertera pada tabel dibawah ini :
TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA SIDOMULYO
NO
MATA PENCAHARIAN
JUMLAH
PROSENTASE
1
PERTANIAN
1.651 orang
61,9 %
2
JASA /PERDAGANGAN
1.JASA PEMERINTAHAN
2.JASA PERDAGANGAN
3.JASA ANGKUTAN
4.JASA KETRAMPILAN
5.JASA LAINNYA

13     orang
17    orang
30    orang
37    orang
841  orang

0,4   %
1,0   %
1,1   %
1,3   %
31,5 %
3
SEKTOR IDUSTRI
11    orang
0,4 %
4
SEKTOR LAIN
65    orang
2,4%
JUMLAH
2.665 orang
100%






Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung   Kabupaten Blitar tahun 2012
Dari data kependudukan tahun 2012 tersebut dapat dilihat peningkatan perekonomian dimana mulai adanya sector - sector lain yang mulai bermunculan yang ada dalam  masyarakat Desa Sidomulyo pekerjaan yang dulunya hampir 100 % di tekuni masyarakat desa Sidomulyo juga mulai lambat laun ditinggalkan dengan jumlah 60% dari jumlah pekerjaan yang ditekuni masyarakat sidomulyo.
            Peningkatan perekonomian lain dengan banyak berdirinya toko - toko , dan pelayanan dalam bentuk jasa yang semakin memadai menyebabkan peningkatan perekonomian yang dulunya masih sangat tertinggal mulai terangkat dengan perekonomian yang hampir menyerupai wilayah di perkotaan Blitar. Dan dalam sensus petani yang pernah diadakan Desa Sidomulyo menadi Desa Terkaya dalam satu Kecamatan di Kecamatan Bakung.
Gambar III : Warung Wiwik di Desa Sidomulyo
            Tenaga Kerja Wanita yang ada di Desa Sidomulyo setelah pulang dari daerah asalnya menimbulkan sistem pelapisan social baru dimana dulunya tuan tanah yang berkuasa namun sekarang prestise lah yang berkuasa kepemilikan barang mewah perumahan yang mewah dan kepemilikan mobil dan gadget terbaru menyebabkan mereka berada dalam sistem social lapisan atas mereka menjadi dihormati ketika pulang banyak disegani masyarakat walaupun kebanyakan dari mereka hanya menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri.
            Dampak yang ditimbulkan dengan adanya tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri menyebabkan nominal gaji buruh yang ada seperti buruh tani , buruh bangunan, menjadi meningkat harganya dan menjadi mahal ketimbang dengan tenaga kerja yang berada di Kota Blitar hal ini karena peningkatan perekonomian dari masyarakat Desa Sidomulyo.



PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Peningkatan perekonomian atau Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
            Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tapi di Desa Sidomulyo berdasarkan factor kepemilikan modal yang diperoleh dari TKW dan alasan mereka diteggarai oleh kurangnya pendapatan yang diterima yang bergantung dengan sector pertanian, keingginan mencari modal dan uga termotivasi oleh TKW yang sebelumnya sudah berangkat ke Luar negeri.
            Peningakatan Perkonomian dilihat dari kepemilikan barang - barang berharga dan uga dengan mulai munculnya berbagai pekeraan yang mulai muncul dari sector lain akibat dari adanya Tenaga Kerja Wanita ( TKW ). Dampak yang ditimbulkan akibat adanya TKW di Desa Sidomulyo adalah mahalnya Tenaga Kerja yang ada di Desa Sidomulyo.
3.2 SARAN
      Bagi Pemerintah :
·         Lebih memerhatikan keselamatan Tenaga Kerja Wanita yang berada di Luar Negeri
      Bagi Mahasiswa :
·         Mengembangkan penelitian selanjutnya tentang Tenaga Kera Wanita karena masih banyak sisi kehidupan Tenaga Kerja Wanita yang belum diteliti dan dapat digunakan sebagai daftar ruukan.
      Bagi Masyarakat Desa Sidomulyo :
·      Dapat mengambil hikmah dari fenomena dalam penelitian ini dan dapat digunakan sebagai motivasi untuk kedepannya
Daftar Rujukan

Wisadirana, Darsono.2004.Sosiologi Pedesaan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Koentjaraningrat, 1984.Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Moleong,L.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Saparudin.2012.Pengantar Ilmu Ekonomi.(online) ( http//www. pertumbuhan-ekonomi.htm pertumbuhan-ekonomi.html ) diakses 25 November 2013
Anggesti.2010.Permasalahan Yang Dihadapi Perempuan Indonesia.(online) ( http//www. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PEREMPUAN INDONESIA _ Anggesty_She.html ) diakses 25 November 2013
www.google.com diakses 25 November 2013
 

No comments:

Post a Comment