Songs

Sunday, December 8, 2013

Nia Ulfia



“PASAR TRADISIONAL”, STUDI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN PENJUAL PASCA PERINDAHAN LETAK DARI DINOYO KE MERJOSASARI DI MERJOSASI MALANG


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Sejarah Perekonomian Indonesia
Yang dibina oleh Bapak Hariyono, Prof. Dr. M.Pd








Oleh:

Nia Ulfia Krismawati              110731435544



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
        Pasar Dinoyo merupakan sebuah pasar di Kota Malang yang masih membawa konsep pasar tradisional. Pasar Dinoyo awalnya terletak di Jl. MT Haryono Kota Malang, kemudian karena akan direnovasi dan dan dikembangkan menjadi pasar tradisional yang bersih seperti pasar modern pasar Dinoyo ini di pindahkan ke wilayah Merjosari untuk sementara. Janji dari pemerintah relokasi waktu ini hanya satu tahun setengah. Pasar Dinoyo ini dipindahkan ke daerah merjosari untuk sementara dengan alasan bahwa lokasi yang pertama akan direnovasi menjadi lebih baik. Sehingga akan menjadi sebuah pasar yang semi modern yang berdampingan dengan Mall Dinoyo City.
      Walaupun pasar ini berkonsep sebuah pasar tradisional, tetapi pasar ini masih tetap bisa mempertahankan keeksistensiannya di dalam perekonomian Kota Malang yang notabene sebuah Kota terbesar nomor dua di Jawa Timur. Pasar ini juga tetap dapat menjaga hilir mudik jual-belinya walaupun harus bersaing dengan pusat-pusat perbelanjaan modern yang berkembang sangat pesat di Kota Malang. Pasar Dinoyo merupakan salah satu pasar tradisional kota Malang yang mempunyai hubungan dengan ekonomi masyarakat Malang yang khususnya masyarakat sekitar Dinoyo. Keberadaannya pasar tradisional Dinoyo sampai saat ini  juga belum dibebaskan dengan kondisi yang negatif sebagai tempat yang kumuh, tidak tertata rapi, kotor, tidak nyaman, fasilitas lapak yang kurang memenuhi syarat, tidak sebanding dengan jumlah pedagang dan kondisi lingkungan yang kurang sehat untuk bisa disebut sebagai pasar sehat sehingga sangat mengganggu kenyamanan orang yang sedang berbelanja.
        Berdasarkan uraian umum mengenahi keadaan pasar dinoyo sekarang (di penampungan sementara merjosari), penulis ingin membahas lebih lanjut lagi dalam sebuah penelitian. Selain ketertarikan tersebut, penulis juga tertarik ingin membahas pasar dinoyo yang sekarang karena adanya penelitian mengenahi pasar dinoyo yang belum di pindah yang dipaparkan oleh saudara Faizul Amin yang dilaksanakan pada tahun 2011. Namun, penelitian yang peneliti lakukan nanti akan sedikit berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh saudara Faizul, karena saudara Faizul hanya membahas mengenahi Eksistensi Pasar Dinoyo Akibat Munculnya Pasar Modern. Disini nanti peneliti lebih membahas mengenahi penurunan atau peningkatan omzet pedagang pasar tradisional serta perkembangannya akibat perpindahan letak dari Dinoyo ke Merjosari, tidak membahas mengenahi keadaan masyarakat pasar dinoyo, dan strategi-strategi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dari pasar tradisional?
2.      Bagaimana perekonomian penjual pasar di Dinoyo dan Merjosari ?
3.      Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat perpindahan letak pasar  dari Dinoyo ke Merjosari?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep dari pasar tradisional?
2.      Untuk mengetahui perekonomian penjual pasar di Dinoyo dan Merjosari ?
3.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat perpindahan letak pasar  dari Dinoyo ke Merjosari?

1.4 Metode Penelitian

1.                  Pendekatan dan jenis penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif  yang didukung dengan data hasil wawancara serta data hasil studi pustaka yang relevan.
2.                  Kehadiran peneliti
Peneliti menggunakan penelitian lapangan dengan peneliti terjun langsung dalam objek yang diteliti.Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang seobjektif mungkin.
3.                  Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Merjosari Malang
4.                  Sumber data
Data hasil studi pustaka  dan wawancara

5.                  Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Untuk mendukung penelitian ini peneliti menggunakan studi pustaka sebagai landasan teori.
1.      Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh informasi atau keterangan dari narasumber atau informan dan pelaku objek penelitian yang digunakan untuk mendapat data yang benar-benar diperlukan dalam penelitian. Cara yang digunakan ialah Tanya jawab langsung tatap muka antara penanya dan penjawab, penanya sudah membuat draf pertanyaan yang diperlukan.
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara dimana dalam wawancara ini peneliti memakai panduan wawancara yang umum, dan pertanyaan yang dilontarkan ke penjawab seputar materi yang dibahas oleh peneliti dan pertanyaannya berkaitan dengan situasi yang dialami oleh penjawab. Pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan kepada penjawab bukan wawancara yang resmi atau formal melainkan wawancara yang tidak informal, karena peneliti berharap penjawab tidak merasa tertekan dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh peneliti dan penjawab menjawabnya dengan santai tetapi serius.
Tujuan peneliti menggunakan metode ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang eksistensi pasar tradisional dan peranannya dalam kehidupan masyarakat.dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara dengan para pedagang sayur-sayuran, buah-buahan, emas, pakaian , makanan, kue kering dan basah, pedagang kaki lima, petugas parker serta pembeli & petugas pasar dinoyo ( merjosari ).
2.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan mengambil gambar-gambar yang berkaitan dengan data-data yang digunakan untuk kelengkapan penelitian. Dokumentasi ini penting dalam setiap penelitian karena melalui dokumentasi gambar membaca bisa mengetahui situasi-situasi yang penulis paparkan dalam penelitian, tidak hanya dokumentasi gambar saja tetapi peneliti juga mencatat hal-hal yang penting dalam wawancara dengan informan.

6.                  Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data peneliti langsung melakukan analisis data dengan menggunakan beberapa langkah-langkah dalam penelitian :
1.      Reduksi data
2.      Penyajian data
3.      Menarik kesimpulan
4.      Verifikasi
Dalam penelitian ini penulis melakukan langkah analisis data pertama yaitu mereduksi data artinya data yang diperoleh oleh peneliti ini dipilah-pilah mana yang sesuai dan berkaitan erat dengan kasus atau permasalahan yang diteliti oleh peneliti, kemudian melakukan pemisahan atau penyederhanaaan atau pencocokan data, lalu membuat intisari dari hasil-hasil data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan. Selanjutnya data-data yang telah dikelompokkan oleh peneliti dan yang sudah diambil intisarinya peneliti langsung menarik kesimpulan berdasarkan hasil data tersebut. Langkah terakhir peneliti melakukan verifikasi data dimana peneliti harus ekstra berfikir mengenahi data-data yang diperoleh dan bisa melakukan pembenaran terhadap data tersebut.

7.        Pengecekan Keabsahan Temuan
Menurut Moleong kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu :
1.      Kepercayaan ( kreadibility )
Kepercayaan atau kreadibility data adalah langkah-langkah pembuktian data yang sudah dkumpulkan oleh peneliti baik data primer maupun data sekunder.
2.      Kebergantungan ( depandibility)
Kebergantungan salah satu langkah dalam pengecekan keabsahan temuan yang ada dilapangan yang digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan teradinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterpretasi data sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
3.      Kepastian ( konfermability )
Langkah ini digunkan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengecek data dan informasi serta menginterpretasikan hasil penelitian yang didukung oleh materi tersebut.

8.                  Tahap-tahap penelitian
Dalam penyusunan hasil penelitian yang baik harus memperhatikan tahap-tahap penelitian. Suatu penelitian yang baik harus melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.                         Tahap perencanaan penelitian . memuat :
·           Peneliti harus menentukan judul
·           Peneliti menentukan objek penelitian
·           Peneliti menentukan lokasi-lokasi penelitian
·           Peneliti menentukan agenda observasi
·           Peneliti mengurus surat izin penelitian
·           Peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
·           Peneliti memilih sampel penelitian, disini peneliti menggunakan sampel random ( acak )
·           Peneliti menyusun insrument penelitian

2.                         Tahap pelaksanaan penelitian ( pekerjaan lapangan )
·           Peneliti mencari bahan-bahan yang digunakan untuk referensi
·           Peneliti terjun ke lapangan
·           Peneliti mengamati lokasi penelitian
·           Peneliti mendokumentasikan pengamatan yang ada di lapangan
·           Peneliti melakukan wawancara dengan objek kajian atau narasumber

3.                         Tahap analisis data hasil penelitian
·           Peneliti mengumpulkan semua data-data hasil penelitian
·           Peneliti melakukan pengecekan keabsahan temuan
·           Peneliti membuat analisis data hasil penelitian

4.             Tahap penulisan laporan
·           Peneliti melakukan penyusunan hasil penelitian
·           Peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan perbaikan
·           Peeliti membuat laporan penelitian














BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dari Pasar Tradisional
Pasar merupakan tempat bertemunya kelompok orang dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Bisa dikatakan bahwa pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Biasanya terdapat tempat-tempat yang strategis dalam artian mudah dicapai baik oleh pihak penjual maupun oleh pihak pembeli yang selanjutnya disebut pasar. “Pasar adalah pranata yang mengatur komunikasi dan interaksi antara para penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengadakan pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang, dan tempat hasil transaksi dapat disampaikan pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang berdasarkan harga yang telah diterapkan ( Syam, 1990:2).
Syarat-syarat terbentuknya pasar:
1. Adanya penjual
2. Adanya pembeli
3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli
Terdapat beberapa hal yang memunculkan terjadi sebuah pasar. “pertama, pasar terjadi secara kebetulan” ( Ikram & dkk, 1990: 20) jadi disini pasar sebagai tempat orang berjualan dan terjadi secara kebetulan. Contohnya seperti seorang muncul ketika ada musim buah-buahan, kopi, dan musim panen beras. Karena adanya musim tersebut akhirnya memunculkan beberapa penjual. Kondisi ini bisa juga dikatakan bahwa terdapat beberapa kelompok penjual melakukan perjalanan kemudian berhenti pada suatu tempat dan menjajakkan jualannya. Kemudian setelah itu datanglah beberapa pembeli ke tempat tersebut dan terjadilah tawar menawar antara penjual dan pembeli ini.
            “ kedua: pasar terjadi berdasarkan suatu perencanaan.” (Ikram & dkk, 1990: 21) pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pasar itu terbentuk karena sekelompok masyarakat mengalami atau merasa kekurangan dan kehidupan perekenomian yang ada ditempatnya karena belum ada pasar. Karena hal demikin masyarakat ini mengusulkan kepada pemerintah untuk segera membangun pasar di tempat tersebut. Atas permintaan dari masyarakat akhirnya pemerintah bermufakat untuk mendirikan sebuah pasar di tempat yang telah direncanakan dan disepakati bersama. Setelah pasar didirikan barulah terjadi interaksi antara pejual dan pembeli. Pada masa colonial biasanya terdapat kegiatan hari pekan atau hari minggu yang mana puncak interaksi jual beli terjadi. Tetapi tidak berarti bahwa pada selain h ari minggu tidak ada kegiatan jual beli. Pada semua hari selalu dilakukan kegiatan jaul beli namun pasar mengalami puncak keramaian pada akhir pekan.
            Terdapat beberapa jenis pasar salah satunya adalah Pasar Tradisional. “ Pasar tradisional boleh dikatakan merupakan sebuah arena yang dipenuhi dengan berbagai aktivitas social ekonomi.” (Sadilah & dkk, 2011: 6) di dalam pasar tradisional terdapat berbagai mekanisme jual-beli yang terbentuk mulai dari pedagang besar-kecil, lesehan kios dan kemudian terbangun relasi social ekonomi. Perkembangan pasar tradisional  pada awalnya hanyalah menggunakan system barter dimana masyarakat akan menukarkan barangnya dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya keanekaragaman masyarakat dalam hal mata pencaharian dan keanekaragaman kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan munculnya pasar tradisional yang lambat laun berkembang dengan mengikuti kekhasan dari benda-benda yang diperjual-belikan serta hari-hari yang muncl akibat sitem pertukaran dan lambat laun pasar tersebut mengalami perkembangan. “ Daerah tempat pertukaran hasil bumi ini kemudian berkembang enjadi daerah ramai sehingga arena perdagangan atau pertukaran dan sampai sekrang berkembang dan menggunakan system uang.” (Mundardjito, 2009: 254)
Adapun ciri-ciri  dari pasar tradisional adalah:
  1. Proses jual-beli melalui tawar menawar harga
  2. Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga
  3. Harga yang relatif lebih murah
  4. Area yang terbuka dan tidak ber-AC
          Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwasanya ciri kas dari pasar tradisional adalah barang yang diperjualbelikan bisa di tawar dalam artian harga yang sudah ditawarkan oleh penjual bisa ditawar lebih murah oleh para pembeli. Sedangkan untuk bahan yang diperjual belikan lebih pada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari masyarakat. Harga yang ditawarkan pihak pasar tradisional ini juga relative murah jika dibandingkan dengan pasar modern. Selain dari cirri-ciri khusus, pasar tradisional ini secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar  penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2. Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
3. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll.
Pasar tradisional mempunyai peranan sangat penting dalam sistem ekonomi. Mekanisme kegiatan pasar tradisional sangat diwarnai dengan arus barang yang tersedia. Pasar tradisional yang ada di kota menjadi arena penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan kesehariannya, kebutuhan-kebutuhan khusus berupa pakaian maupun kelengkapan diri lainnya (Sumitarsih dkk, 2011:2).

2.2 Perekonomian Penjual Pasar di Dinoyo dan Merjosari
Pasar Dinoyo dan Merjosari termasuk pasar yang sudah terorganisir dengan baik, terdapat pembedaan setiap komoditi-komoditi yang dijual. Barang-barang yang dijual sebagian berasal dari hasil pertanian atau produk dari masyarakat sekitar atau desa. Para pedagangnya juga variasi tidak hanya berasal dari daerah sekitar pasar dinoyo saja tetapi berasal dari kota-kota sebelah dan kabupaten seperti ada yang datang dari, Tumpang dan sekitarnya. Barang-barang yang dijual oleh para pedagang yang ada di Pasar Dinoyo ini sudah memenuhi kebutuhan sebagian penduduk kota , hal ini dikarenakan barang-barang yang dijual juga berkualitas.
Pasar Merjosari tergolong pasar tardisional kota dalam artian pasar ini terlerak di kota. Pasar tradisional yang ada di kota mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pasar tradisional yang ada di desa,  secara umum karakteristiknya sebagai berikut :
·         Pasar di kota lebih terorganisir, baik penataan ruang jual-beli
·         Jenis-jenis barang yang dijual secara kualitas maupun muantitas
·         Tersedianya aneka barang untuk memenuhi kebutuhan sebagian penduduk kota
·         Tempatnya berupa bangunan permanen yang sederhana ( Sumitarsih, 2011:3).
Dari prenyataan di atas bisa disimpulkan bahwasanya pasar tradisional di kota ini memang patut diperhitungkan dalam artian pasar tradisional merjosari ini dapat dikatakan mampu memenuhi kebutuhan dari para pembeli karena memang bahan yang diperjual belikan beragam. Selain itu juga pasar tradisional Merjosari ini mampu menopang perekonomian dari para penjual dalam artian tidak hanya pedagang kecil yang ada disini, pedagang-pedagang besar juga ada disini. Seperti penelitian yang peneliti lakukan terdapat beberapa pedagang besar yang mempunyai barang dagangan yang banyak, bisa dikatakan pedagang ini merupakan seorang loper,  Nurul namanya. Bu nurul ini merupakan pedagang besar yang menjajakan dagangannya dalam jumlah banyak. Dan dari hasil berdagang tersebut Bu nurul termasuk pedagang yang berhasil dengan omset yang memuaskan
Pasar tradisional dinoyo dan Merjosari ini menurut peneliti sudah mengimplikasi kepentingan masyarakat, karena pada hakikatnya pasar tradisional kota ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota akan pemenuhan barang-barang kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat kota. Bentuk Pelayanan kepada masyarakat ( konsumen ) juga mengutamakan keramahan dan membudayakan untuk selalu senyum kepada pembeli, sehingga pembeli merasa senang dengan sikap pedagang. Akhirnya, antara penjual dan pembeli saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik sehingga antara pembeli dan penjual sama-sama diuntungkan. Barang-barang yang ditawarkan kepada masyarakat kota ( pembeli ) juga berkualitas artinya mutu kualitas barangnya tidak kalah dengan barang yang yang ada di pusat perbelanjaan. Meskipun, di pasar ini menawarkan harga yang berbeda dengan pusat perbelanjaan, harga yang ditawarkan oleh pasar tradisional ini tidak terlalu mahal artinya harga nya disesuaikan dengan penghasilan masyarakat kota yang berpenghasilan sedang.
Untuk perekonomian atau bisa dikatakan omset dari para penjual, terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi. Banyak para penjual yang mengaku omsetnya menurun seperti kata bu  Juleha “Sangat disayangkan ya mbak, soalnya kalau disini angkotanya sulit kan enggak ada angkot yang lewat sini. Jadi pemborosan uang transportasi. Apalagi rumah saya tumpang jadi agak merepotkan dan omset juga sangat menurun.” Dari penjelasan Ibu Juleha tadi bisa digambarkan bahwa omset yang para penjual dapatkan cenderung turun. Hal tersebut rata-rata dikarenakan di pasar merjosari cenderung sepi dalam artian jarang ada pembeli yang datang. Beda jauh jika dibandingkan dengan pasar Dinoyo yang memang sangat ramai waktu itu. Teapi meskipun begitu terdapat juga penjual yang mengaku omsetnya malah naik akibat perpindahan pasar ini, sebagai contoh adalah ibu Paitin yang merupakan penjual makanan ( warung) . keteika peneliti menanyakan bagaimana pendapatan anda ketika pasar dinoyo ini di pindah dari Dinoyo ke Merjosari, beliau mengatakan “Hamper sama, tapi lebih naik disini. Saya suka disini.” Dari pernyataan Bu Paintin dapat disimpulkan bahwasanya memang perpindahan pasar ini juga ada untungnya.
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan bahwasanya pasar tradisional dinoyo ini sudah melaksanakan perannya sebagai peningkatan perekonomian daerah. Pertama pasar dinoyo sudah menjadi pusat pengembangan ekonomi rakyat, sudah menjadi sumber retribusi daerah, sudah menjadi tempat pertukaran barang, sudah menjadi pusat perputaran uang daerah dan sudah menjadi penyedia lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan pekerjaan. Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat mampu meningkatkan perekonomiannya dengan berjualan di pasara tradisional mapun saat terletak di Dinoyo maupun Mejosari.

2.3 Dampak yang ditimbulkan akibat perpindahan letak pasar  dari Dinoyo ke Merjosari
            Sekitar tahun 2011 letak Pasar Dinoyo di pindahkan ke Merjosari. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pasar ini. Pemerintah memutuskan untuk membangun pasar yang lebih sehat dan higienis sekaligus membangun pusat pembelanjaan modern. Selain itu juga dikarenakan Pasar Dinoyo terletak di sekitar daerah UNISMA yang merupakan sebuah Universitas. Pasar ini memberikan dampak negatif karena secara tidak langsung pasar akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan lingkunganpun menjadi kumuh. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasar tradisional di Indonesia kebanyakan terkenal dengan kesam yang kumuh. Begitu juga dengan pasar Dinoyo kota Malang menimbulkan  bau yang tidak sedap yang dikeluarkan dari pasar itu danmempengaruhi kegiatan lain yang ada di sekitar pasar seperti halnya Rumah Sakit UNISMA yang berada di sekitar kawasan pasar Dinoyo.  Selain itu juga pasar ini menimbulkan kemacetan lalu lintas yang sangat padat. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah memindahkan letak Pasar Dinoyo ke merjosari untuk sementara. Program ini direncanakan selesai dalam kurun waktu satu setengah tahun.
Perpindahan pasar ini menimbulkan masalah baru yang cukup mengganggu masyarakat. Banyak penjual yang mengeluh tentang janji dari pemerintah yang mana pemerintah memberikan janji satu tahun setengah untuk menyelesaikan bangunan yang ada di Dinoyo, tetapi dalam kenyataannya pembangunan tersebut tidak kunjung selesai sampai dua tahun masih diadakan pembangunan. Hal tersebut semakin membuat warga semakin geram terhadap pemerintah. Perpindahan ini menyebabkan kerugian tidak hanya pada pedang melainkan juga pada angkot dan para pembeli.
           Kenyataannya bagi para pedagang yang berjualan bahan pokok, sembako dan kebutuhan sehari-hari penghasilannya mengalami penurunan dalam jumlah konsumen dan jumlah penjualannya. Seperti dari penuturan Ibu Juleha yang merupakan penjual bahan dapur. Beliau mengaku sangat kecewa dengan perpindahan pasar ini. Dikarenakan memang sedikitnya pembeli yang membuat keuntungan yang didapatkan semakin menurun. Selain itu juga beliau mengaku bahwa transportasi juga sulit. Karena rumah Ibu Juleha yang terletak di Tumpang menyebabkan mebliau harus merogoh koceng yang dalam untuk membayar angkot saja. Ibu Juleha mengaku tidak senang dengan perpindahan pasar ini. Karena memang beliau hanya pedagang kecil sehingga letak dari jualannya hanya di pinggir took dari orang-orang yang punya paguyuban. Beliau merasa kecewa karena peletakkan toko ini sangat tidka menguntungkan. Hanya para penjual yang punya paguyuban dan kaya yang bisa berjualan di depan dan mendapatkan tempat yang layak. Selain itu juga pajak yang cukup membebani untuk para pedagang kecil. Seperti kata ibu Miskan beliau mengatakan “untuk pajaknya 1 bulan 5 ribu. Trus untu distribusi setiap hari harus bayar 2 ribu untuk sampah 2 ribu. Jadi beban mbak, wong penghasilan setiap hari enggak tentu tapi mbyar pajak selalu.”

Penurunan omset ini juga dikarenakan banyaknya pasar modern yang dibangun dan lokasinya dekat dengan pasar tradisional Merjosari seperti Alfamidi dan Indomaret. Selain itu juga kondisi dari pasar tersebut memburuk dikarenakan pasar tradisional ini kurang dalam hal perencanaan yang tidak baik karena tidak adanya kemampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Meskipun ada yang menurun, tetapi ada juga yang malah meningkat seperti penjual makanan-makanan atau Warung. Perpindahan pasar ini juga membawa dampak yang baik bagi para sopir angkutan umum khususnya untuk  GML/HML (terminal HM. Rusdi/Gadang ke Terminal Landungsari) (Hasyim, 2012). Karena sebelumnya untuk angkot yang trayeknya GML atau HML sepi dari penumpang. Ketika pasar Dinoyo berada di merjosari maka akan semakin memperbanyak penumpang yang menaiki angkot GML atau HML, karena satu-satunya angkot yang lewat depan pasar tersebut hanya GML atau HML

Pedagang yang sangat menyambut baik rencana pemerintah kota Malang ini, mereka berharap bangunan pasar itu segera jadi dan mereka bisa kembali lagi ke tempat awal pasar Dinoyo di tepi jalan raya. Para penjual berharap Pemerinath mampu mengembalikan pasar pada kondisi yang semula dan membuat para pedagang mampu merauh untung yang bayak seperti semula. Tetapi disini muncul lagi permasalahan baru yaitu tidak semua pedagang nantinya bisa memiliki kios di pasar yang baru, nantinya yang bisa pindah ke pasar yang baru hanya pedagang yang memiliki surat ijin saja. Hal tersebutlah yang merupakan permasalah baru yang akan muncul. Tetapi meskipun begitu menurut penuturan para pedangan nantinya pasar yang ada di Merjosari ini tidak bongkar lagi jadi pasar ini masih akan tetap dijalankan seperti biasa. Jadi para pedagang yang berjualan di pasar merjosari ini masih tetap bisa berjualan dan malah bisa berjualan di dua tempat yaitu di pasar Dinoyo dan pasar merjosari tetapi dengan catatan hanya pedagang yang mempunyai surat izin yang bisa melakukan seperti itu.
Dari analisis peneliti mengenai perpindahan letak pasar Dinoyo secara keseluruhan, dengan berpindahnya letak pasar yang lebih menjauhi keramaian, pasar semakin sepi dan mengalami penurunan jumlah konsumen di beberapa pedagang. Apabila hal ini tetap di biarkan, bukan tidak mungkin lagi pasar Dinoyo akan tergeser posisinya oleh pusat-pusat perbelanjaan modern di sekitaran Malang. Apabila hal itu terjadi pasti akan banyak sekali orang yang kehilangan lapangan pekerjaannya,terutama para pedagang pasar. Peneliti berharap semoga pemerintah bisa berbuat semaksimal mungkin untuk memperbaikin perekonomian masyarakat.







BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Pasar Dinoyo merupakan pasar tradisional yang terletak di daerah perkotann. Pasar Dinoyo merupakan pasar yang sudah terorganisir dalam artian terdapat pembedaan setiap komoditi-komoditi yang dijual. Barang-barang yang dijual sebagian berasal dari hasil pertanian atau produk dari masyarakat sekitar atau desa. Pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang untuk membangun pasar Dinoyo menjadi Mall dinoyo dimana pasar tradisional akan dimasukkan ke dalam Mall ini. Untuk memenuhi hal tersebut akhirnya pasar Dinoyo untuk sementara dipindahkan ke Merjosari. Hal tersebut dimaksudkan agar pembangunan bisa berjalan dengan lancer. Perpindahan letak ini kemudian memunculkan masalah baru yang merisaukan wara pedagang di Merjosari. Dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya omset dari para penjual dan secara otomatis keuntungan juga semakin berkurang. Tetapi meskipun perpindahan pasar ini membawa dampak negative bagi para pedagang, tetapi tidak untuk para pengemudi angkot atau transportasi umum. Perpindaha pasar ini malah membawa dampak baik bagi mereka dan penghasilanpun meningkat.

3.2    SARAN
-          Saran untuk pemerintah
o   Pembangunan dari pasar dinoyo segera diselesaikan
o   Segera mengembalikan keadaan pasar seperti semula
o   Membuat kebijakan yang bisa memperlancar perekonomian masyarakat bukan malah memperhambat
o   Lebih memikirkan nasib rakyat kecil dari pada keuntungan segelintir orang
-          Saran untuk pihak pasar
o   Dimohon lebih bijak untuk pengaturan pasar (peletakan toko)
o   Mengatur agar kegiatan pasar tidak terhambat
o   Lebih mendengarkan aspirasi dari pedagang kecil
DAFTAR RUJUKAN
BA, M. Ikram & dkk. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Bengkulu : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya.

Mundardjito & dkk. 2009.  Sejarah Kebudayaan Indonesia: system teknologi. Jakarta: Rajawali Pers

Sumintarsih Dkk. 2011. Eksistensi Pasar Tradisional : Relasi Dan Jaringan Pasar Tradisional Di Kota Surabaya – Jawa Timur. Yogyakarta : Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional.

Syam, dkk. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Amin, Faizul. SKRIPSI. 2012. Eksistensi Pasar Dinoyo Akibat Bermunculan Pasar Modern. ( Online), http: //Faizul, Amin.blogspot.com.eksistensi pasar dinoyo.html diakses pada 26 februari pukul 15:00 WIB.



No comments:

Post a Comment