PERKEMBANGAN
INDUSTRI GULA MANGKUNEGARAN YANG BERDAMPAK PADA PERBAIKAN JARINGAN TRANSPORTASI
DARAT PADA TAHUN 1861- 1940
Oleh :
Dhinar
Ayu Maharani 110731435530
Diah
Purwati 110731435549
Nazwar
Kholilludin 110731435536
Muhammad Eric 110731435517
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1840, cultuurstelsel(tanam paksa) mengalami
berbagai masalah yaitu penderitaan bagi kalangan Jawa dan Sunda. Penentang
terhadap kebijakan cultuurstelsel sendiri muncul di negeri Belanda. Pada tahun
1848, untuk pertama kalinya sebuah konstitusi yang liberal memberikan kepada
parlemen Belanda (state- general)
peranan yang berpengaruh dalam urusan- urusan penjajahan. Mereka mendesak agar
diadakannya pembaruan yang “liberal” : pengurangan peranan pemerintah dalam perekonomian
negara jajahan, pembebasan dari pembatasaan atas perusahaan di Jawa dan
diakhirnya tanam paksa ( Ricklefs, 2010: 270). Pada tahun 1860, mantan pejabat
kolonial, Eduard Douwes Dekker (1820- 1887) menerbitkan novel yang berjudul Max
Havelar dengan mana samaran “Multatuli” yang mengungkap tentang keadaan
kolonial yang korup dan kejam. Buku ini juga menjadi senjata dalam menentang
penjajah di Jawa pada abad XIX.
Sistem tanam paksa yang dianggap tidak efisien mulai
dihapuskan dan sekitar tahun 1870 sistem ini dihentikan, sehingga munculah apa
yang dikatakan sistem ekonomi liberal Hindia Belanda(Poesponegoro &
Djoened, 2010: 371). Industri perkebunan sendiri baru benar- benar berkembang
ketika tahun 1870, setelah berlakuknya UU Agraria ( Creutzberg & van
Laanen, 1987: 139). Pada masa liberal ini juga terjadi eksplotasi yang hebat
terhadap sumber pertanian Jawa dan luar Jawa ( Ricklefs, 2010: 271).
Selama
periode antara 1870 hingga 1942, perkembangan modal swasta dalam sektor
perkebunan mendominasi perekonomian Indonesia (Leirissa, 2012: 65). Dalam membicarakan tentang perkebunan
sendiri, industri gula menempati posisi yang menarik dengan menggantikan kopi
sebagai primadona Jawa pada masa sistem tanam paksa. Sejarah industri gula
sendiri di pulau Jawa sudah ada sejak awal abad XVIII atau pada awal sistem
tanam paksa. Ketika sistem tanam paksa berakhir, pelaku industri bergeser dari
kolonial menjadi swasta, dan salah satunya adalah Mangkunegaran.
Selengkapanya disini
No comments:
Post a Comment