MALAKA DALAM KURUN NIAGA ABAD XV-XVI
Oleh:
Dyah
Mei Astuti 110731435519
Agus
Mujib 110731435540
Iksa Soka
Pinpawati 110731435541
Jeffry Dwi Kurniawan 110731435556
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Asia tenggara merupakan
kawasan yang menjadi pusat rempah-rempah dan sumber daya alam yang melimpah.
Asia tenggara memiliki peranan yang penting dalam perdagangan dunia pada masa
tersebut karena wilayah asia tenggara dapat dijangkau dengan melewati lalu
lintas laut dan juga menguasai jalur maritim antara Cina yang pada saat
tersebut merupakan pasar internasional terbesar dan pusat-pusat pemukiman penduduk
seperti India, Timur tengah dan Eropa yang dapat menpercepat dalam perdagangan
kawasan maritim. Komoditas utama dalam perdagangan antar benua pada masa
tersebut adalah cengkih, pala, lada dan kayu cendana. Selain itu juga didukung
dalam hal letaknya yang geografis dan juga strategis yang banyak terlibat dalam
perdagangan maritim yang terbuka bagi pengaruh luar. Pelabuhan merupakan tempat terpenting dalam perdagangan,
pelabuhan dijadikan sebagai tempat bersandarmya kapal. Salah satu pusat perdagangan yang penting pada masa
tersebut di nusantara adalah Malaka. Pada masa kerajaan Malaka dapat dijadikan sebagai tempat
bersandar kapal pedagang atau pembeli dan pelabuhan juga dapat dijadikan
sebagai tempat berdagang dan memebeli (jual-beli) barang dagangan. Pada sekitar abad ke-15 Malaka merupakan salah
satu pusat perdagangan yang terkenal di wilayah Asia Tenggara. Pada masa tersebut Malaka merupakan tempat yang
sangat strategis sehingga membuat para pedagang yang berasal dari berbagai daerah dalam negeri
maupun dari luar negeri datang ke Malaka. Banyaknya para pedagang yang berasal dari luar
tersebut membuat Malaka
yang merupakan pusat pelabuhan yang ramai pada masa tersebut mudah mendapatkan
pengaruh dari pihak luar terutama dari pedagang Asing yang menyebabkan adanya
pengaruh di bidang budaya dan juga menyebabkan Malaka sempat menjadi tempat
penyebaran Islam yang lumayan besar bahkan menjadi salah satu pusat penyebaran
agama Islam pada abad ke-16 dikarenakan juga banyaknya pedagang asing muslim
yang datang ke sana. Sehingga pada akhir abad ke-16 Malaka sudah menjadi salah
satu pusat perdagangan yang terbesar di Asia Tenggara. Dengan situasi yang ada
di Malaka yang sangat terbuka terhadap pihak luar baik dalam hal jalur perdagangan
maupun pelayaran maka sangat mungkin bagi para pedagang asing untuk bisa
memonopoli sistem perdagangan yang ada di Malaka. Para pedagang yang datang dan
singgah di Malaka juga berupaya untuk melakukan hubungan kerjasama dengan
Malaka sehingga mereka tidak hanya sekedar singgah di Malaka.
Melihat begitu menariknya
masalah yang ada di Malaka mengenai strategisnya lokasi dan juga keadaan Malaka
pada masa kurun niaga. Disamping itu juga sistem perdagangan yang ada di Malaka
dengan banyaknya pedagang asing dan juga cara Malaka untuk menjalin hubungan
kerjasama dagang dengan bangsa lain yang membuat Malaka semakin kuat dan
berkembang hingga akhirnya bisa membuat Malaka berjaya dan bisa menjadi salah
satu dari pelabuhan teramai dan juga jalur perdagangan terpenting pada masa
kurun niaga saat itu yaitu sekitar pada abad ke-15 sampai sekitar abad ke-16
maka dari
hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul “Malaka
dalam Kurun Niaga Abad XV-XVI”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Letak Geografis dan Kondisi Malaka?
2. Bagaimana
Sistem Perdagangan di Malaka?
3. Bagaimana
Hubungan Kerjasama Malaka dengan Daerah Lain?
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan
mengenai Letak Geografis dan Kondisi Malaka.
2. Menjelaskan
Sistem Perdagangan Malaka.
3. Menjelaskan
Hubungan Kerjasama Malaka dengan Daerah Lain.
Selengkapnya Klik Disini
Saya minta maaf tidak bisa menemani diskusi sampai selesai Jumat (27 September 2013) kemarin. Seingat saya, saya sudah berpesan untuk mengunggah laporan diskusi termasuk daftar pertanyaan dan argumentasi melalui fasilitas comment yang ada di blog ini, tapi saya belum menemukannya ya? Tolong segera diunggah ya dik. Selamat Belajar! Terima kasih.
ReplyDelete