DOMINASI POLITIK VOC TERHADAP LADA SEBAGAI KOMODITI
PERDAGANGAN DI KAWASAN SUMATERA TAHUN 1640-1799
Oleh :
Indah
Kiki Yuliana (110731435551)
Arif Anggar Diantoro (110731435531)
Febriana
Wulandari (110731435528)Wilson Arta Kharisma (110731435518)
1.
PEMBAHASAN
2.1
Kondisi dan Sistem Perdagangan Lada sebagai komoditi penting di Kawasan
Sumatera tahun 1640-1799
Lada
merupakan komoditi perdagangan yang perdagangannya selalu medatangkan gangguan
baik yang bersifat lokal maupun internasional. Lada ini ditanam di tanah yang
ketinggian tidak terlalu rendah sehingga bisa digenangi air dan humus. Lada
bagaikan emasnya Sumatera tahun 1640-an dan bahkan sebelumnya pun. Lada ini
juga termasuk jenis komoditi perdagangan yang nilai/harga jualnya sangat
fantastis. “Dari 10 dollar atau 50 shilling per bahar menjadi 15 dollar tahun
1780” (Marsden, 2008: 128). Sehingga sampai-sampai ini menjadi incaran bagi
daerah lain dan VOC yang merupakan bangsa Eropa. Lada adalah bagian penting
dalam gambar perekonomian karena Lada diekspor sebanyak sepuluh kali lipat
sekitar tahun 1640-1799 ke berbagai wilayah termasuk yang paling besar diangkut
ke Eropa. Lada dalam urutan komoditi perdagangan menduduki peringkat ekspor Asia Tenggara yang
terpenting.
Lada tumbuh luas dan sumbur di Asia, khususnya Sumatera, Indonesia. Hal
ini berkaitan dengan kondisi geografis dan iklim di Indonesia. Sehingga alasan
itulah yang memaksa VOC melakukan
monopoli dan manipulasi pasar Lada. Dinamika persaingan penguasaan tanaman Lada
terasa jelas dengan berpindah-pindahnya
pusat produksi akibat expansi wilayah yang dilakukan oleh banyak daerah/negara.
Lada di kawasan Sumatera itu berada di Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Jambi dan
Palembang.
Selengkapnya disini
No comments:
Post a Comment